Sabtu, 21 April 2012

Backpackers (Part I) Budapest... Pusat Budaya Eropa


Cerita bersambung ini, adalah pengalaman pertamaku melakukan perjalanan a la backpackers (budget sangat-sangat terbatas), untuk berkeliling eropa. Disela-sela liburan paskah 2012. Kali ini perjalananku adalah mengunjungi ibukota 3 negara di eropa timur yaitu; Hungaria (Budapest) – Slovakia (Bratislava)- Austria (Vienna), semoga bermanfaat..

Angers, 13 April 2012
Dari semalam aku tak bisa tidur, gelisah menunggu fajar datang… walau semalam aku telah menengak 2 buah aspirin  (panadol extra) untuk mengurangi sakit kepalaku… Jam 04.00 semua alarmku berbunyi… Yupp.. langsung kupersiapkan bahan-bahan untuk sarapan sekaligus makan siangku selama perjalanan hari ini. Menu yang mudah, murah dan meriah adalah “Nasi Goreng a’la Campur Aduk”.
Selesai masak dan beres-beres kamar, mandi dan sholat tahajud… masih ada ±15 menit lagi sambil menunggu sholat shubuh, cek email, Facebook serta beberapa tips perjalanan di laptopku… Alhamdulillah laptopku sudah kembali normal setelah 1 malam penuh di upgrade….(Thanks to Adriyan Chronicle)
Jam sudah menunjukkan waktu 06.05. Selesai sholat shubuh, kuperiksa kembali kebutuhan perjalanan. Rasanya semua sudah lengkap.. Bismillah!!! Aku menuju Tram station Terra Botanica, jam 07.00 aku sudah sampai di Fosch Aras. Niatku untuk menambah perbekalan uang cash di ATM BNP Paribas di tolak (mungkin karena kemarin aku sudah mengambil lebih dari 350€). Mudah-mudahan dengan bekal uang di dompet cukup selama perjalanan.

Paris - Bauvais
Gare Montpartnasse
Jam 07.13 TGV 8808(39€) yang akan membawaku ke Paris Montparnasse tiba..Hupp Voiture (gerbong) 17 assite (tempat duduk) 71, selama perjalanan 1h40 menuju Paris. 08.54 aku tiba di Station utama TGV Paris Montpartnasse[1] (jadi ingat kejadian enam bulan yang lalu saat aku baru datang dari Jakarta…berlari-lari mengejar kereta (TGV). Parissien (sebutan untuk warga Paris) berjalan laksana dikejar-kejar setan, mereka berjalan cepat atau boleh dibilang setengah berlari.
Lorong subway di Montparnasse
Tujuanku sekarang adalah berpindah ke Station  Gare du Nord[2], Station TGV yang berada di utara kota Paris untuk kemudian melanjutkan dengan RER (kereta regional) menuju Bauvais[3].  Dengan metro no.4 (1,70€)aku tiba di gare du Nord hanya dalam waktu 30 menit setelah melewati 12 station metro, tak susah untuk menemukan RER yang menuju Bauvais.

Gare du Nord
Jam 10.01 RER (13,20€)mulai bergerak menuju kota kecil yang berada ± 79km utara Paris. Di kota inilah aku akan menggunakan Ryan Air[4] (salah satu perusahaan penerbangan termurah di eropa) menuju Budapest ibukota Hungaria[5]. Ternyata Bauvais jauh juga 1h15 dari Gare du Nord, belum lagi shuttle bus dari gare Bauvais lama sekali datangnya. Terpaksa aku menggunakan taxi  (13€/person) (daripada ketinggalan pesawat..)
Bauvais L'aeroport
Ryan Air
Setibanya dibandara Bauvais, aku teringat akan airport LCC (Low Cost Carrier) di Kuala Lumpur Int’l Airport – Malaysia.. tak jauh beda, airport berlantai 1 dengan fasilitas sederhana namun disinilah hampir semua penerbangan murah dari Paris diterbangkan ke seluruh daratan eropa. Dengan pelayanan yang serba minimalis namun cukup ketat. Akhirnya pesawat Ryan Air FR8414 (135€) take off  tepat pukul 12.45 menuju Budapest yang akan ditempuh dalam 2h30.
Ferihegy Airport
Sara Friederiech
Luar biasa Ryan air memang sangat efisien dan on time, tak salah kalau ia menjadi Airline no.1 paling  on time di eropa. Selama perjalanan crew cabin yang semuanya laki-laki bergerak cepat dan praktis, jam 14.45 roda pesawat touch down/landing di Ferihegy Int’l Airport – Budapest. Bandaranya kecil, mirip seperti terminal 3 bandara Soekarno-Hatta tapi “bersih” dan rapih. Setelah selesai mengambil bagasi, Tak lama aku menunggu (±20menit) Sara Friederiech (mahasiswi Hungary yang pernah kuliah 6 bulan di STP Sahid dalam program Darmasiswa) di meeting point.

Budapest
Sara datang… senangnya setelah hampir 1 tahun tak bertemu, dia langsung mengajakku ke mobilnya untuk menuju Apartementnya yang berada dipusat kota PEST, Ternyata kota Budapest terdiri dari dua kota, BUDA dan PEST yang dipisahkan oleh sungai besar yaitu Danube River[6] (Magyar; Duna). Kota ini penuh dengan bangunan tua yang berasal dari abad ke 18 dan 19 dengan ornament-ornamen Baroc dan Classic. Akhirnya kami tiba di appartementnya Sara, sebuah apartment dengan luas sama dengan appartement T-3 di Perancis yang berada di lantai 4 dengan fasilitas lengkap dan modern, namun yang menarik adalah bagunan luar apartment nampak tua dan tak terurus.
Keliti Train Station
Aku disambut hangat oleh ibunya Sara, setelah meletakkan barang-barangku, aku dan Sara langsung menuju Keleti Train Station[7](Station kereta Utama Budapest) untuk membeli tiket kereta ke Bratislava[8], sepanjang jalan kutemui banyak sekali turis-turis eropa maupun asia. Ternyata Budapest merupakan tujuan pavorit buat orang-orang eropa, selain murah, udaranya juga menyegarkan (tak terlalu dingin) seperti di kota-kota eropa lainnya.

Bus kota Budapest
Train station besar ini ramai sekali, bangunannya mirip seperti Station Beos-Kota, dan kereta-keretanya mirip juga dengan gerbong kereta di Indonesia, hanya fasilitas didalamnya lebih nyaman. Kereta-kereta disini menghubungkan Budapest-Hungary dengan negara-negara eropa timur lainnya. Oh iya.. Hungary dulu merupakan salah satu negara Blok Timur (Komunis). Jadi jangan kaget kalau melihat banyak sekali peninggalan-peningalan Rusia disini, mulai dari monument-monumen, patung-patung seperti Stalin, maupun lambang-lambang komunis lainnya. Selesai membeli tiket seharga 5.160ft (16,30€) Sara mengajakku untuk membeli tiket bus kota yang kugunakan untuk hari ini, di metro station  di bawah Keleti station.
Setelah mendapatkan tiket, kami segera menuju sungai Danube yang terkenal itu untuk melihat kota BUDA dari pinggir sungai. Bus-bus dikota Budapest semuanya berwarna biru tua (layaknya bus TNI AU di Indonesia) dan fasilitasnya mirip dengan PPD, namun kursinya lebih bagus loh…
Menikmati Ice Cream dipinggir Duna River
Sambil berjalan menuju pingir sungai, Sara membelikanku ice cream yang terkenal dikota PEST. Ehmm yummy!!! Perpaduan antara Coconut dan Strawberry Ice cream cukup nikmat… Menyusuri pingiran sungai Duna, sangat menyenangkan penuh dengan café-café dan restaurant terapung disepanjang pingiran sungai. Sara mengajakku untuk berphoto di depan Szechenyi Lancid (Lanchid; jembatan) salah satu Jembatan Gantung utama yang menghubungkan kota Buda dan Pest,  berpose didepan patung  Singa yang menjadi Landmark kota Budapest, di depan Szechenyi Lancid, berjejer hotel-hotel bintang 5 yang terkenal mulai dari Marriot, Intercontinental, Sofitel, dll.

Szt.Istvan Bazilika
Aku berpisah dengan Sara di Vorosmarty ter (Ter; taman), karena Sara harus kembali ke kantornya, setelah sempat memberi petunjuk arah kembali ke appartemenya dengan bus. Tapi kuputuskan untuk berkeliling kota dengan berjalan kaki, tujuannku untuk melihat kota sedetail mungkin. Dari jauh kulihat menara gereja Szt. Istvan Bazilika menjulang tinggi, namun sebelum kesana aku melewati sebuah taman kota Program Centrum, sebuah lapangan yang penuh dengan aktivitas bermain, disini kulihat banyak remaja bermain sepeda BMX, Skateboard, Bola Basket atau hanya sekadar duduk di rerumputan berjemur bersama teman-temanya.
Szabadsag Ter
Saat berada di depan Szt Istvan Bazilika, kulihat megah lengkap dengan ornament emas dan besarnya bangunan gereja itu… Setelah beberapa photo, kulanjutkan perjalanan kearah utara ke Szabadsag Ter wowww luar biasa menarik.. sebuah lapangan (square) yang diujungnya terdapat monument kemenangan (oleh karena itu disebut Liberty Square) dikelilingi oleh bangunan-bangunan besar dengan ornament menarik, salah satunya telah menjadi kedubes USA. Selesai berkeliling kuputuskan untuk beristirahat sebentar disalah satu station metro Arany Janos Utca (Utca; jalan). dengan memperhatikan bus Tram merah a la Budapset
Bus Tram
Jam sudah 18.00 perjalanan kulanjutkan menyusuri  Andrassy Boulevard, yang kuyakin menjadi salah satu jalan favorit bagi wisatawan, karena dijalan ini terdapat berbagai toko merk-merk ternama mulai dari Bucherry, Louis Vinton, Cartier, dll. 
Andrassy Boulevard
Diujung jalan ini terdapat Magyar Allami Operahaz (Gedung opera yang terkenal itu) bagunannya penuh dengan ornament yang menarik terutama langit-langitnya.. Indah sekali. Menurut ibunya Sara, opera yang ditampilkan sangat menarik dan beberapa diantaranya dalam bahasa Inggris (Tapi mahal sekali sekitar 1300 ft/43€). Didepan bangunan opera juga kulihat bangunan lain yang cukup menarik namun masih dalam renovasi.
Magyar Allami Operahaz
Ornamen dalam Opera House
Gedung ??? depan Opera House
Menyusuri Cysanyi Utca dan Akacta Utca cukup menarik karena disini ternyata menjadi tempat para Backpackers berkumpul, Youth hostel murah, restaurant, toko-toko rokok, bar dan pub bertebaran disepanjang jalan ini.  Banyak sekali backpackers yang berlalu-lalang (Spanyol, Italy, Jerman.. entah dari negara mana lagi, susah aku untuk mengenali bahasa yang mereka gunakan. 
Salah satu hotel Mewah di Aranis Janos Utcha
Akhirnya aku sampai di Blaha Lujza Ter (sebuah public center) yang menjadi patokan sudah dekat dengan apartment Sara, Sebelum sampai ke apartment Sara, kusempatkan mampir ke Gyros[9] (mirip kebab) di Persian Gyros, penjualannya seorang Iran yang sudah 8 tahun di Budapest, sangat bersahabat apalagi sat ia tahu kalau aku muslim dan berasal dari Indonesia, makan malamku seharga 950ft(3,28€) cukup mengenyangkan..
Takos Te'seta
Sesampainya di apartment, Sara belum pulang , hanya ibunya yang membukakan pintu.. dengan bahasa tubuh.. (karena ia sama sekali tak bisa bahasa Inggris) memaksaku untuk mencoba masakannya soup khas Hungary Soup Boubgulyas dan Takos Te’seta, makanan penutup yang sangat manis bagiku, pechi-pechi (sedikit-sedikit) saja, katanya merayuku… Aku hargai tawarannya walaupun perutku sudah sangat kenyang… Kasanam ((Thank you) Mama..
Sambil menunggu Sara pulang, ia menunjukkan laptop Sara untuk aku gunakan, Wowww sesuatu banget!!!. Tak lama Sara dan Zoli (Pacar Sara) datang.. mereka sangat senang mendengar perjalananku pagi hingga malam ini…. Waktunya tidur !!!


1 komentar: