Selasa, 10 Januari 2012

Pasar Sayur, Pasar Ikan, sampai Pasar Loak a'la Perancis

http://richelme.free.fr

Hobbyku mengenal suatu tempat yang baru, membuatku memiliki kegemaran keluar masuk pasar tradisional. Di Angers (± 300 km barat Perancis), pasar tradisional menjadi tempat yang menyenangkkan untuk menghabiskan hari liburan Sabtu dan Minggu. Apalagi kebersihan dan warna warni aneka barang jualan langsung menyergap mata dan mengundang rasa ingin tahu kita.  Inilah beberapa hasil kamera poketku tentang  suasana pasar yang letaknya berada dijantung kota Angers, Le grand marché du CENTRE-VILLE (place Leclerc , place Imbach)
Pasar-pasar disini sangat terorganisir dan dikelompokkan dalam katagori barang yang di tawarkan mulai dari kelompok sayur-mayur dan buah-buahan, kelompok pakaian dan textil, kelompok daging, dairy (susu, keju,youghurt) dan ikan termasuk juga seafood. Dan yang paling berkesan adalah kelompok barang bekas. Semua kios hanya beratapkan terpal biasa atau bahkan tanpa atap. Pasar tradisional yang saya kunjungi setiap hari Sabtu ini adalah pasar yang paling besar dari  pasar-pasar tradisional lainnya yang ada di Angers - Loire dept (setingkat kecamatan). Di sana, para pedagang cukup menggelar dan mempertontonkan dagangannya di lapangan besar Place Lecrec dan Place Imbach yang tepat berada di pusat Kota Angers..


Lorong pasar nan bersih
Walau tidak sehiruk pikuk pasar tradisional di Indonesia, pasar besar seperti ini tetap menjanjikan tamasya sosial-budaya yang tidak menjemukan. Terlebih, pasar-pasar di Angers menjadi tempat bersosialisasinya warga Angers yang sebagian besar tinggal di Appartement (individualism), sehingga tak jarang kita akan menemui banyak warga yang menjadikan pasar ini sebagai tempat pertemuan mereka, sekaligus berbelanja murah.
http://ceret.argentetpierres.com
Berbeda dengan pasar  tradisional di Indonesia yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk menentukan banyaknya barang yang ingin dibeli atau untuk tawar menawar, Berbelanja di pasar tradisional di sini, harga sudah pasti dan dituliskan  pada papan kecil yang diletakkan disetiap box barang yang dijajakan. Setiap barang yang akan kita beli akan ditimbang dengan timbangan elektronik yang akan menentukan berapa euros yang harus kita bayar, jangan cepat senang jika kita melihat nilainya sangat murah  misalnya dipapan tertulis 0,02 euros, bukan berarti harganya tetapi akan dilihat dari jumlah beratnya, biasanya pemberian harga disini adalah per gram. Namun jika dibandingkan dengan harga dipasar-pasar swalayan yang ada, di pasar trasional ini harganya lebih murah. Jika anda bisa berbahasa Perancis akan sangat membantu sekali dalam memilih bahan makanan yang anda pilih, karena orang Perancis sangat menghargai sekali jika anda berusaha berbahasa mereka, dan mereka sangat alergi sekali dengan bahasa Inggris, jangan kaget kalau anda akan di cuek-in jika anda menggunakan bahasa Inggris.


Aneka hasil laut yang masih segar
Jika anda membeli ikan ataupun sea food jangan takut untuk membersihkannya, karena para penjual akan dengan sangat senang hati membantu anda membersihkan ikat atau seafood tersebut hingga bone less (tak bertulang), jadi dirumah anda tinggal menggoreng atau memasak apapun yang anda inginkan.
Penjual Ikan
Buah-buahan yang harganya cukup mahal di Indonesia, seperti Anggur, Apel, Peach ataupun Kiwi, disni harganya sangat murah, anda akan bisa membawa sekeranjang Anggur  dengan kualitas super hanya dengan 1,50euros/Kg (=Rp 18,750, jika 1E=Rp 12,500). Namun jangan kaget kalau anda harus membayar 3,00euros(Rp 37.000) untuk 2 buah pisang ambon,  karena memang buah-buah, seperti Pisang, Nanas, Mangga adalah buah-buahan mahal yang harus mereka import dari negara-negara Asia atau Amerika Latin.
Kios daging
Hasil laut yang masih segar
Timbangan elektronik selalu digunakan dalam proses jual beli, bahkan ketika kita membeli keju ataupun aneka kacang-kacangan atau biji-bijian. Di kios penjual daging anda dapat meminta kepada sipenjual untuk memotongkan, menipiskan ataupun mengilingkan daging yang anda inginkan dengan mesin pemotong daging. Oh ya, harga daging sapi, cukup murah di Perancis (walaupun… buat saya tetap mahal jika menggunakan kurs Rupiah) apalagi daging babi. Jangan heran jika anda melihat kios di pasar ini kelengkapannya sama dengan seperti di supermarket dengan etalase kaca lengkap dengan pendingin, sehingga daging akan tetap awet dan yang jelas tidak ada “lalat”. Bisa dimaklumi   karena merka menggunakan truck trailer-trailer besar untuk membawa barang dangangannya.Inilah salah satu daya tarik pasar tradisional namun modern.

  

Aneka buah dan sayur- mayur musim gugur
Ketersediaan dan harga sayur-mayur maupun buah-buahan di Perancis dan mungkin di banyak negara empat musim senantiasa tergantung musim. Sudah bisa diduga, sayuran pada musim panas jauh lebih beragam dan lebih murah ketimbang musim dingin. Tapi terus terang, selama ini saya tidak terlalu berbahagia dengan ragam sayur-mayur di Perancis, terlalu sedikit dan seringkali tidak memungkinkan untuk dimasak dengan gaya Indonesia.
http://www.nantes-tourisme.com
Rempah–rempah seperti; kunyit, cengkih, daun salam, serai, atau daun jeruk dalam koleksi bumbu masak karena semua itu tidak ditanam dan digunakan oleh petani Perancis. Kalaupun anda menemukannya maka bumbu-bumbu itu akan menjadi barang exclusive karena harganya bisa 5x lipat jika dibandingkan dengan di Indonesia, misalnya Jahe 1Kg adalah 4,50euros atau Rp 56,250.00. Bayangkan jika anda membelinya di pasar  Kramat Djati? Mungkin anda bisa mendapatkan sekarung jahe dengan harga yang sama.
Pasar Loak a’la Perancis
Dipasar tradisional ini, Jangan berharap dapat membeli jajanan pasar atau gorengan,yang bisa makan sambil berbelanja layaknya di Pasar-pasar di Indonesia. Disini tidak mengenal junk food, kalau pun ada fast food yaitu kebab, sisanya hanya Banquette (roti pentung a’la Perancis) sandwich.
Selain semua bahan pangan, seperti biasa, pasar tradisional juga menjadi tempat berjualan benda-benda sandang, tetek bengek kesehatan tubuh dan kulit, dan tentu saja perangkat kecantikan.

Barang-barang loakan
Dan yang paling menarik bagi saya adalah mengunjungi bagian pasar yang menawarkan barang-barang bekas, (jadi ingat pasar loak di Taman Puring –Jakarta) disini dijual berbagai macam barang, mulai dari buku bekas, peralatan dapur bekas, peralatan pertanian, pakaian, CD/DVD/Piringan Hitam, meja, kursi alat elektronik sampai dengan barang-barang antik… Jadi jangan kaget kalau disini barang bekas yang menjadi koleksi  bisa harganya beragam mulai dari 1 euros hingga 500euros
Memilih barang
Oh ya, jangan marah jika menyaksikan gaya penjual Perancis yang galak dan cuek. Prinsip mereka “Take or leave it” Misalnya: saat, kita sedang asyik memilih dan menimang barang, ketika kita bertanya harga, tiba-tiba si penjual sibuk berbicara dengan temannya, kita akan di cuek-in, beda sekali dengan di pasar tradisional di Indonesia yang penjualnya kekeh, bahkan kadang-kadang dibubuhi bualan… saat menawarkan barang dagangannya.

2 komentar: