Saint Malo |
Minggu,
25 Desember 2011.
Dari semalam aku sudah menghubungi Hubert,
melalui covoiturage.fr, dia yang akan memberi kami tumpangan hari ini ke St. Malo,
dengan biaya 4€/orang, lebih murah 3x lipat dibanding
jika harus naik bus 12€/orang atau naik TER 13,45€/orang.
Seperti kemarin pagi ini aku dan kang Robby, kembali mempersiapkan bekal
makan siang kami di St.Malo nanti, Nasi goreng adalah andalan kami lagi yang
membedakan adalah campurannya, hari ini kami campur dengan sosis dan telur
dadar, pokoknya enakkk dah!!!(logat betawi)
jam 10.40 pagi Hubert berjanji akan menjemput kami di “Piscine Ville
Jean”, Tak lama kami menunggu di sana muncullah sedan putih Ford-Focus. Hubert seorang lelaki separuh baya yang
memiliki kumis dan janggut panjang putih dengan badan yang besar/gemuk,
menyambut kami dengan ramah.
Fort Nasional |
Hubert adalah seorang pegawai pelabuhan, yang tinggal di Rennes namun
keluarganya ada di St.Malo, Selama perjalanan ia menjelaskan tentang semua yang
kami lihat dikiri-kanan jalan dan tentang peraturan lalu lintas termasuk
tentang no polisi dan radar pengintai kecepatan mobil di jalan tol yang kami
lalui, walau kadang kami tidak mengerti istilah-istilah yang ia gunakan.
Pantai St.Malo |
Jam 11.30 kami tiba di St.Malo, oleh Hubert kami diturunkan tepat di
depan Fort Nasional, dia menawarkan kami untuk pulang ke Rennes dengannya jam
18.00 nanti. Wah senang sekali kami akan
tawarannya. Didepan mata sudah nampak
hamparan pantai panjang yang landai dan
berpasir coklat, namun angin laut sangat dingin berkisar 1°C - 4°C, Berdasarkan
penjelasan Hubert, pantai menjadi tujuan utama para wisatawan lokal maupun
asing disaat musim panas, sehingga tidak heran kalau sepanjang pantai tampak
berjajar hotel-hotel.
Fort Nasional adalah sebuah pulau kecil yang berada ditepi pantai, yang
dahulu digunakan sebagai menara pengawas pantai, selain itu juga ada Petit be,
sebuah pulau kecil lainnya yang digunakan sama seperti Fort Nasional.
Depan tugu Jacques Cartier |
Selesai mengunjungi Fort Nasional, kami lanjutkan dengan menyusuri
Benteng besar yang mengelilingi The Wallet City (La Ville Intra-Muros), kota
kecil dalam benteng ini sangat unik dengan bentuk rumah yang hampir sama, kami
sempat berphoto di bawah patung Jacques Cartier, seorang penjelajah yang
pertama kali menemukan Canada. Dari
St.Malo tersedia ferry yang melayani perjalanan ke Poole, Portmouth dan
Weymouth yang berada di Ingris, dengan menyebrangi Selat Inggris (English
Channel).
Selesai mengelilingi benteng St.Malo, kami menyusuri Wallet City (kota
burung laying-layang), karena hari ini adalah hari Minggu dan juga Natal
(Christmas) kota ini benar-benar layaknya kota tak berpenghuni/hantu. Semua
toko tutup, hanya ada 1-2 orang yang berlalu lalang, mungkin semua orang
berdiam didalam rumah, berkumpul dengan keluarga merayakan natal.
The Wallet City |
The Wallet City |
Saat di dekat benteng tadi kami sempat menikmati bekal kami untuk makan
siang, sekarang kami mencari secangkir kopi atau coklat panas untuk
menghangatkan tubuh. Ternyata di depan pintu gerbang utama The Wallet City
banyak café dan restaurant yang buka, dan sangat penuh oleh para wisatawan
maupun penduduk yang makan siang guna merayakan natal besama keluarga. Kami
memilih salah satu restaurant yang tak terlalu penuh dengan tamu, dan memesan
Capucino dan Café long serta 3 porsi creperie, karena Creperie St.Malo sangat
terkenal kelezatannya, selain harganyanya juga tak terlalu mahal.
Yatch Harbour |
Badan kami sudah kembali hangat setelah meikmati kopi dan Creperie, perjalanan kami lanjutkan untuk
menyisiri bagian luar The Wallet City, Nampak pelabuhan (Yatch Harbour) yang
cukup besar guna menampung kapal-kapal mewah milik perorangan. Sempat
beberapa photo kami ambil disini.
Gare St.Malo |
Jam
16.00, Sambil menyusuri jalan utama, kami mencari la Gare St.Malo untuk mencari
tahu jadwal TER ke RENNES (Jaga-jaga kalau Hubert berhalangan). Posisi Gare
tepat berada dipusat kota St.Malo, ternyata TER berangkat setiap 30 menit dari
St.Malo ke Rennes. Aku sempat mampir ke Tabac di La Gare untuk membeli beberapa
Souvenir St.Malo, tapi harganya cukup mahal, tapi tak apalah…karena hanya ini
toko yang buka.
Depan The Wallet City |
Kami
memutuskan untuk kembali menggunakan omprengan (murah….), sehingga kembali
kuhubungi Hubert bahwa kami akan
menunggunya di La Gare, Alhamdulillah ia menyanggupi. Tak lama ia sudah muncul
membawa kami kembali ke Rennes, Dia menanyakan apakah kami senang mengunjungi
St.Malo? ia juga menerangkan tentang kondisi ibunya yang sedang dirawat di RS.
St.Malo karena penyakit Alzheimer (pikun).
Jam 19.30 kami sudah tiba kembali di Rennes, bahkan oleh Hubert kami
diantar sampai depan appartement Kang Robby, baik sekali orang ini…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar