http://richelme.free.fr |
Hobbyku mengenal suatu
tempat yang baru, membuatku memiliki kegemaran keluar masuk pasar tradisional.
Di Angers (± 300 km barat Perancis), pasar tradisional menjadi tempat yang
menyenangkkan untuk menghabiskan hari liburan Sabtu dan Minggu. Apalagi kebersihan
dan warna warni aneka barang jualan langsung menyergap mata dan mengundang rasa
ingin tahu kita. Inilah beberapa hasil
kamera poketku tentang suasana pasar yang
letaknya berada dijantung kota Angers, Le
grand marché du CENTRE-VILLE (place Leclerc , place Imbach)
Pasar-pasar disini
sangat terorganisir dan dikelompokkan dalam katagori barang yang di tawarkan
mulai dari kelompok sayur-mayur dan buah-buahan, kelompok pakaian dan textil,
kelompok daging, dairy (susu, keju,youghurt) dan ikan termasuk juga seafood. Dan yang paling
berkesan adalah kelompok barang bekas. Semua kios hanya beratapkan terpal biasa
atau bahkan tanpa atap. Pasar tradisional yang saya kunjungi setiap hari Sabtu
ini adalah pasar yang paling besar dari
pasar-pasar tradisional lainnya yang ada di Angers - Loire dept
(setingkat kecamatan). Di sana, para pedagang cukup menggelar dan
mempertontonkan dagangannya di lapangan besar Place Lecrec dan Place Imbach
yang tepat berada di pusat Kota Angers..
Lorong pasar nan bersih
Walau
tidak sehiruk pikuk pasar tradisional di Indonesia, pasar besar seperti ini
tetap menjanjikan tamasya sosial-budaya
yang tidak menjemukan. Terlebih, pasar-pasar di Angers menjadi tempat
bersosialisasinya warga Angers yang sebagian besar tinggal di Appartement
(individualism), sehingga tak jarang kita akan menemui banyak warga yang
menjadikan pasar ini sebagai tempat pertemuan mereka, sekaligus berbelanja
murah.
http://ceret.argentetpierres.com |
Berbeda
dengan pasar tradisional di Indonesia
yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk menentukan banyaknya barang yang
ingin dibeli atau untuk tawar menawar, Berbelanja di pasar tradisional di sini,
harga sudah pasti dan dituliskan pada papan
kecil yang diletakkan disetiap box barang yang dijajakan. Setiap barang
yang akan kita beli akan ditimbang dengan timbangan elektronik yang akan
menentukan berapa euros yang harus
kita bayar, jangan cepat senang jika kita melihat nilainya sangat murah misalnya dipapan tertulis 0,02 euros, bukan berarti harganya tetapi
akan dilihat dari jumlah beratnya, biasanya pemberian harga disini adalah per
gram. Namun jika dibandingkan dengan harga dipasar-pasar swalayan yang ada, di
pasar trasional ini harganya lebih murah. Jika
anda bisa berbahasa Perancis akan sangat membantu sekali dalam memilih bahan
makanan yang anda pilih, karena orang Perancis sangat menghargai sekali jika
anda berusaha berbahasa mereka, dan mereka sangat alergi sekali dengan bahasa Inggris, jangan kaget kalau anda akan
di cuek-in jika anda menggunakan
bahasa Inggris.
Aneka hasil laut yang masih segar
Jika
anda membeli ikan ataupun sea food jangan takut untuk membersihkannya, karena
para penjual akan dengan sangat senang hati membantu anda membersihkan ikat
atau seafood tersebut hingga bone less
(tak bertulang), jadi dirumah anda tinggal menggoreng atau memasak apapun
yang anda inginkan.
Penjual Ikan |
Buah-buahan
yang harganya cukup mahal di Indonesia, seperti Anggur, Apel, Peach ataupun
Kiwi, disni harganya sangat murah, anda akan bisa membawa sekeranjang
Anggur dengan kualitas super hanya
dengan 1,50euros/Kg (=Rp 18,750, jika
1E=Rp 12,500). Namun jangan kaget kalau anda harus membayar 3,00euros(Rp 37.000) untuk 2 buah pisang
ambon, karena memang buah-buah, seperti
Pisang, Nanas, Mangga adalah buah-buahan mahal yang harus mereka import dari
negara-negara Asia atau Amerika Latin.
Kios dagingHasil laut yang masih segar |
Timbangan
elektronik selalu digunakan dalam proses jual beli, bahkan ketika kita membeli keju
ataupun aneka kacang-kacangan atau biji-bijian. Di kios penjual daging anda
dapat meminta kepada sipenjual untuk memotongkan, menipiskan ataupun
mengilingkan daging yang anda inginkan dengan mesin pemotong daging. Oh ya,
harga daging sapi, cukup murah di Perancis (walaupun… buat saya tetap mahal
jika menggunakan kurs Rupiah) apalagi daging babi. Jangan heran jika anda
melihat kios di pasar ini kelengkapannya sama dengan seperti di supermarket
dengan etalase kaca lengkap dengan pendingin, sehingga daging akan tetap awet
dan yang jelas tidak ada “lalat”. Bisa
dimaklumi karena merka
menggunakan truck trailer-trailer besar untuk membawa barang
dangangannya.Inilah salah satu daya tarik pasar tradisional namun modern.
Aneka buah dan sayur- mayur musim gugur
Ketersediaan
dan harga sayur-mayur maupun buah-buahan di Perancis dan mungkin di banyak
negara empat musim senantiasa tergantung musim. Sudah bisa diduga, sayuran pada
musim panas jauh lebih beragam dan lebih murah ketimbang musim dingin. Tapi
terus terang, selama ini saya tidak terlalu berbahagia dengan ragam sayur-mayur
di Perancis, terlalu sedikit dan seringkali tidak memungkinkan untuk dimasak
dengan gaya Indonesia.
http://www.nantes-tourisme.com |
Rempah–rempah
seperti; kunyit, cengkih, daun salam, serai, atau daun jeruk dalam koleksi
bumbu masak karena semua itu tidak ditanam dan digunakan oleh petani Perancis. Kalaupun
anda menemukannya maka bumbu-bumbu itu akan menjadi barang exclusive karena
harganya bisa 5x lipat jika dibandingkan dengan di Indonesia, misalnya Jahe 1Kg
adalah 4,50euros atau Rp 56,250.00. Bayangkan jika anda membelinya di
pasar Kramat Djati? Mungkin anda bisa
mendapatkan sekarung jahe dengan harga yang sama.
Pasar Loak a’la Perancis
Dipasar
tradisional ini, Jangan berharap dapat membeli jajanan pasar atau gorengan,yang
bisa makan sambil berbelanja layaknya di Pasar-pasar di Indonesia. Disini tidak
mengenal junk food, kalau pun ada fast food yaitu kebab, sisanya hanya
Banquette (roti pentung a’la Perancis) sandwich.
Selain
semua bahan pangan, seperti biasa, pasar tradisional juga menjadi tempat
berjualan benda-benda sandang, tetek bengek kesehatan tubuh dan kulit, dan
tentu saja perangkat kecantikan.
Barang-barang loakan |
Dan
yang paling menarik bagi saya adalah mengunjungi bagian pasar yang menawarkan
barang-barang bekas, (jadi ingat pasar loak di Taman Puring –Jakarta) disini
dijual berbagai macam barang, mulai dari buku bekas, peralatan dapur bekas,
peralatan pertanian, pakaian, CD/DVD/Piringan Hitam, meja, kursi alat
elektronik sampai dengan barang-barang antik… Jadi jangan kaget kalau disini
barang bekas yang menjadi koleksi bisa
harganya beragam mulai dari 1 euros
hingga 500euros
Memilih barang |
Oh
ya, jangan marah jika menyaksikan gaya penjual Perancis yang galak dan cuek.
Prinsip mereka “Take or leave it”
Misalnya: saat, kita sedang asyik memilih dan menimang barang, ketika kita
bertanya harga, tiba-tiba si penjual sibuk berbicara dengan temannya, kita akan
di cuek-in, beda sekali dengan di pasar tradisional di Indonesia yang
penjualnya kekeh, bahkan
kadang-kadang dibubuhi bualan… saat menawarkan barang dagangannya.
mahal mahal gak harganya pak ^_^
BalasHapusPastinya lebih murah jika dibandingkan dengan di supermarket
BalasHapus