Cerita bersambung
ini, adalah pengalaman pertamaku melakukan perjalanan a la backpackers (budget
sangat-sangat terbatas), untuk berkeliling eropa. Disela-sela liburan paskah
2012. Kali ini perjalananku adalah mengunjungi ibukota 3 negara di eropa timur
yaitu; Hungaria (Budapest) – Slovakia (Bratislava)- Austria (Vienna), semoga
bermanfaat..
Angers, 13 April 2012
Dari semalam aku tak bisa tidur,
gelisah menunggu fajar datang… walau semalam aku telah menengak 2 buah
aspirin (panadol extra) untuk mengurangi
sakit kepalaku… Jam 04.00 semua alarmku berbunyi… Yupp.. langsung kupersiapkan
bahan-bahan untuk sarapan sekaligus makan siangku selama perjalanan hari ini.
Menu yang mudah, murah dan meriah adalah “Nasi Goreng a’la Campur Aduk”.
Selesai masak dan beres-beres
kamar, mandi dan sholat tahajud… masih ada ±15 menit lagi sambil menunggu
sholat shubuh, cek email, Facebook serta beberapa tips perjalanan di laptopku…
Alhamdulillah laptopku sudah kembali normal setelah 1 malam penuh di upgrade….(Thanks
to Adriyan Chronicle)
Jam sudah menunjukkan waktu
06.05. Selesai sholat shubuh, kuperiksa kembali kebutuhan perjalanan. Rasanya
semua sudah lengkap.. Bismillah!!! Aku
menuju Tram station Terra Botanica,
jam 07.00 aku sudah sampai di Fosch Aras.
Niatku untuk menambah perbekalan uang cash di ATM BNP Paribas di tolak (mungkin
karena kemarin aku sudah mengambil lebih dari 350€). Mudah-mudahan dengan bekal uang di dompet cukup selama perjalanan.
Paris
- Bauvais
Gare Montpartnasse Jam 07.13 TGV 8808(39€) yang akan membawaku ke Paris Montparnasse tiba..Hupp Voiture (gerbong) 17 assite (tempat duduk) 71, selama perjalanan 1h40 menuju Paris. 08.54 aku tiba di Station utama TGV Paris Montpartnasse[1] (jadi ingat kejadian enam bulan yang lalu saat aku baru datang dari Jakarta…berlari-lari mengejar kereta (TGV). Parissien (sebutan untuk warga Paris) berjalan laksana dikejar-kejar setan, mereka berjalan cepat atau boleh dibilang setengah berlari. |
Lorong subway di Montparnasse |
Tujuanku sekarang adalah berpindah ke Station Gare du
Nord[2],
Station TGV yang berada di utara kota Paris untuk kemudian melanjutkan
dengan RER (kereta regional) menuju
Bauvais[3].
Dengan metro no.4 (1,70€)aku tiba di gare du Nord hanya dalam
waktu 30 menit setelah melewati 12 station metro, tak susah untuk menemukan RER
yang menuju Bauvais.
Gare du Nord |
Jam 10.01 RER (13,20€)mulai
bergerak menuju kota kecil yang berada ± 79km utara Paris. Di kota inilah aku
akan menggunakan Ryan Air[4]
(salah satu perusahaan penerbangan termurah di eropa) menuju Budapest ibukota Hungaria[5].
Ternyata Bauvais jauh juga 1h15 dari Gare du
Nord, belum lagi shuttle bus dari gare Bauvais lama sekali datangnya. Terpaksa
aku menggunakan taxi (13€/person) (daripada ketinggalan
pesawat..)
Bauvais L'aeroport |
Ryan Air |
Setibanya
dibandara Bauvais, aku teringat akan airport LCC (Low Cost Carrier) di Kuala
Lumpur Int’l Airport – Malaysia.. tak jauh beda, airport berlantai 1 dengan
fasilitas sederhana namun disinilah hampir semua penerbangan murah dari Paris
diterbangkan ke seluruh daratan eropa. Dengan pelayanan yang serba minimalis
namun cukup ketat. Akhirnya pesawat Ryan Air FR8414 (135€)
take off tepat pukul 12.45 menuju Budapest yang akan
ditempuh dalam 2h30.
Ferihegy Airport |
Sara Friederiech |
Luar biasa
Ryan air memang sangat efisien dan on time, tak salah kalau ia menjadi Airline
no.1 paling on time di eropa. Selama perjalanan crew cabin
yang semuanya laki-laki bergerak cepat dan praktis, jam 14.45 roda pesawat touch down/landing di Ferihegy Int’l
Airport – Budapest. Bandaranya kecil, mirip seperti terminal 3 bandara
Soekarno-Hatta tapi “bersih” dan rapih. Setelah selesai mengambil bagasi, Tak
lama aku menunggu (±20menit) Sara
Friederiech (mahasiswi Hungary yang pernah kuliah 6 bulan di STP Sahid
dalam program Darmasiswa) di meeting point.
Budapest
Sara datang…
senangnya setelah hampir 1 tahun tak bertemu, dia langsung mengajakku ke
mobilnya untuk menuju Apartementnya yang berada dipusat kota PEST, Ternyata kota Budapest terdiri
dari dua kota, BUDA dan PEST yang dipisahkan oleh sungai besar
yaitu Danube River[6]
(Magyar; Duna). Kota ini penuh dengan bangunan tua yang berasal dari abad ke 18
dan 19 dengan ornament-ornamen Baroc dan Classic. Akhirnya kami tiba di
appartementnya Sara, sebuah apartment dengan luas sama dengan appartement T-3
di Perancis yang berada di lantai 4 dengan fasilitas lengkap dan modern, namun yang
menarik adalah bagunan luar apartment nampak tua dan tak terurus.
Keliti Train Station |
Aku
disambut hangat oleh ibunya Sara, setelah meletakkan barang-barangku, aku dan Sara
langsung menuju Keleti Train Station[7](Station
kereta Utama Budapest) untuk membeli tiket kereta ke Bratislava[8],
sepanjang jalan kutemui banyak sekali turis-turis eropa maupun asia. Ternyata
Budapest merupakan tujuan pavorit buat orang-orang eropa, selain murah,
udaranya juga menyegarkan (tak terlalu dingin) seperti di kota-kota eropa
lainnya.
Bus kota Budapest |
Train
station besar ini ramai sekali, bangunannya mirip seperti Station Beos-Kota,
dan kereta-keretanya mirip juga dengan gerbong kereta di Indonesia, hanya
fasilitas didalamnya lebih nyaman. Kereta-kereta disini menghubungkan
Budapest-Hungary dengan negara-negara eropa timur lainnya. Oh iya.. Hungary
dulu merupakan salah satu negara Blok Timur (Komunis). Jadi jangan kaget kalau
melihat banyak sekali peninggalan-peningalan Rusia disini, mulai dari monument-monumen,
patung-patung seperti Stalin, maupun lambang-lambang komunis lainnya. Selesai
membeli tiket seharga 5.160ft (16,30€) Sara mengajakku untuk membeli tiket
bus kota yang kugunakan untuk hari ini, di metro station di bawah Keleti station.
Setelah mendapatkan tiket, kami segera menuju sungai
Danube yang terkenal itu untuk melihat kota BUDA dari pinggir sungai. Bus-bus
dikota Budapest semuanya berwarna biru tua (layaknya bus TNI AU di Indonesia)
dan fasilitasnya mirip dengan PPD, namun kursinya lebih bagus loh…
Menikmati Ice Cream dipinggir Duna River |
Sambil berjalan menuju pingir sungai, Sara membelikanku
ice cream yang terkenal dikota PEST. Ehmm yummy!!! Perpaduan antara Coconut dan
Strawberry Ice cream cukup nikmat… Menyusuri pingiran sungai Duna, sangat
menyenangkan penuh dengan café-café dan restaurant terapung disepanjang
pingiran sungai. Sara mengajakku untuk berphoto di depan Szechenyi Lancid (Lanchid; jembatan) salah satu Jembatan Gantung
utama yang menghubungkan kota Buda dan Pest, berpose didepan patung Singa yang menjadi Landmark kota Budapest, di depan Szechenyi Lancid, berjejer hotel-hotel
bintang 5 yang terkenal mulai dari Marriot, Intercontinental, Sofitel, dll.
Szt.Istvan Bazilika |
Aku berpisah dengan Sara di Vorosmarty ter (Ter; taman), karena Sara harus kembali ke
kantornya, setelah sempat memberi petunjuk arah kembali ke appartemenya dengan
bus. Tapi kuputuskan untuk berkeliling kota dengan berjalan kaki, tujuannku
untuk melihat kota sedetail mungkin. Dari jauh kulihat menara gereja Szt. Istvan Bazilika menjulang tinggi, namun
sebelum kesana aku melewati sebuah taman kota Program Centrum, sebuah lapangan yang penuh dengan aktivitas
bermain, disini kulihat banyak remaja bermain sepeda BMX, Skateboard, Bola
Basket atau hanya sekadar duduk di rerumputan berjemur bersama teman-temanya.
Szabadsag Ter |
Saat berada di depan Szt Istvan Bazilika, kulihat megah lengkap
dengan ornament emas dan besarnya bangunan gereja itu… Setelah beberapa photo,
kulanjutkan perjalanan kearah utara ke Szabadsag
Ter wowww luar biasa menarik.. sebuah lapangan (square) yang diujungnya
terdapat monument kemenangan (oleh karena itu disebut Liberty Square) dikelilingi oleh bangunan-bangunan besar dengan ornament
menarik, salah satunya telah menjadi kedubes USA. Selesai berkeliling
kuputuskan untuk beristirahat sebentar disalah satu station metro Arany Janos Utca (Utca; jalan). dengan memperhatikan bus Tram merah a la Budapset
Bus Tram |
Jam sudah 18.00 perjalanan kulanjutkan menyusuri Andrassy
Boulevard, yang kuyakin menjadi salah satu jalan favorit bagi wisatawan,
karena dijalan ini terdapat berbagai toko merk-merk ternama mulai dari
Bucherry, Louis Vinton, Cartier, dll.
Andrassy Boulevard |
Diujung jalan ini terdapat Magyar Allami Operahaz (Gedung opera
yang terkenal itu) bagunannya penuh dengan ornament yang menarik terutama
langit-langitnya.. Indah sekali. Menurut ibunya Sara, opera yang ditampilkan
sangat menarik dan beberapa diantaranya dalam bahasa Inggris (Tapi mahal sekali
sekitar 1300 ft/43€). Didepan bangunan opera juga kulihat bangunan lain yang
cukup menarik namun masih dalam renovasi.
Magyar Allami Operahaz |
Ornamen dalam Opera House |
Gedung ??? depan Opera House |
Menyusuri Cysanyi
Utca dan Akacta Utca cukup
menarik karena disini ternyata menjadi tempat para Backpackers berkumpul, Youth hostel murah, restaurant, toko-toko
rokok, bar dan pub bertebaran disepanjang jalan ini. Banyak sekali backpackers yang berlalu-lalang
(Spanyol, Italy, Jerman.. entah dari negara mana lagi, susah aku untuk mengenali
bahasa yang mereka gunakan.
Salah satu hotel Mewah di Aranis Janos Utcha |
Akhirnya aku sampai di Blaha Lujza Ter (sebuah public center) yang menjadi patokan sudah
dekat dengan apartment Sara, Sebelum sampai ke apartment Sara, kusempatkan
mampir ke Gyros[9]
(mirip kebab) di Persian Gyros, penjualannya seorang Iran yang sudah 8
tahun di Budapest, sangat bersahabat apalagi sat ia tahu kalau aku muslim dan
berasal dari Indonesia, makan malamku seharga 950ft(3,28€) cukup mengenyangkan..
Takos Te'seta |
Sesampainya di apartment, Sara belum pulang , hanya
ibunya yang membukakan pintu.. dengan bahasa tubuh.. (karena ia sama sekali tak
bisa bahasa Inggris) memaksaku untuk mencoba masakannya soup khas Hungary Soup Boubgulyas dan Takos Te’seta, makanan penutup yang
sangat manis bagiku, pechi-pechi (sedikit-sedikit) saja, katanya merayuku… Aku
hargai tawarannya walaupun perutku sudah sangat kenyang… Kasanam ((Thank you)
Mama..
Sambil menunggu Sara pulang, ia menunjukkan laptop Sara
untuk aku gunakan, Wowww sesuatu banget!!!. Tak lama Sara dan Zoli (Pacar Sara) datang.. mereka
sangat senang mendengar perjalananku pagi hingga malam ini…. Waktunya tidur !!!
keren banget fotonya :) romantis juga hehe
BalasHapusPaket Wisata Dieng