Ternate-
Tidore Day 2
Setelah
selesai makan sahur semalam, jam 04.45
aku masih sempat jalan-jalan mengunjungi Port
Oranje yang tepat berada di belakang hotel Muara, lalu menyusuri pertokoan
di Pasar Gamalama hingga melewati
terminal kota Ternate. Aktifitas perdagangan sudah mulai terlihat terutama saat
mendekati pasar Hygienis, Sambil berjalan kea rah pantai akhirnya aku sampai di
Taman Nukila, sayang kurang
penerangan, sehingga tidak banyak yang aku bisa lihat. Kembali ke hotel dengan
menyusuri jalan…. waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, masih sempat untuk mandi
dan sholat shubuh.
Kegiatan
selanjutnya adalah mempelajari kembali materi yang akan aku sampaikan di
pelatihan nanti jam 08.00. Sampai jam 08.30, baru separuh peserta yang datang dari total 190an peserta,
hmm inilah tipikal orang Indonesia, Akhirnya tepat pukul 09.00 Ibu Flora dari
Kemenpar memulai acara walaupun masih ada beberapa bangku yang kosong, but show must go on.. Perkenalan dan Ice Breaking sudah selesai, materipun
tersampaikan dengan lancar…alhamdulillah pesertapun banyak yang antusias,…
Jam
11.00 materiku selesai, pelatihan dilanjutkan oleh pak Daniel (instruktur
selam) untuk pengenalan materi penyelaman. Waktuku untuk berpetualang kembali,
seperti yang kemarin sudah direncanakan, hari ini aku akan mengunjungi Pulau
Tidore. Tak susah menemukan pak Arman tukang ojek yang memang mangkal di depan hotel.
Cap cus..kami menuju ke Pelabuhan
Bastiong untuk menyebrang ke Pulau Tidore, perahu kayu yang memuat 12 motor segera
berangkat, tiap motor dikenakan biaya Rp
25.000 sudah termasuk penumpangnya.. Walaupun air laut jernih namun karena
dalamnya laut, airnya berwarna biru gelap. Gunung Tidore dan Pulau Manterai,
semakin terlihat dengan jelas…
Hanya
butuh waktu 30 menit kami sudah sampai di Pelabuhan Pulau Tidore, sebenarnya
dengan menggunakan speedboat cuma butuh 15-20 menit, dengan biaya Rp
10.000/orang, tapi tidak bisa membawa
motor. Di pelabuhan Rum Tidore, aku
menyaksikan orang lokal memancing ikan tanpa umpan, hanya bermodalkan kail
bermata empat, mereka bisa mendapatkan ikan yang lumayan banyak, dan ikan-ikan
tersebut terlihat jelas dari atas dermaga…dipintu masuk juga terlihat ibu-ibu stempat
yang menjajakan buah-buahan lokal seperti, papaya, mangga dan alpukat. Walaupun
hanya dipisahkan waktu 30 menit, terasa benar perbedaan antara Ternate dan
Tidore, aktifitas perekonomian di pulau ini sangat rendah, tak nampak
aktifitas bongkar muat barang di
pelabuhan ini. Pak Arman memutuskan untuk menyusuri jalan pantai kearah
kanan, nama jalan ini cukup unik, “Jalan Lain”.
Sepanjang
perjalanan menuju Pusat Pemerintahan Kabupaten Tidore, yang nampak hanyalah
rumah-rumah sederhana penduduk sepanjang pantai, namun tidak demikian dengan
Masjid, setiap desa memiliki masjid yang
megah dan mewah. Aspal sepanjang jalan
masih mulus dan tidak berlubang. Sebagian besar pantai di pulau ini berbatu dan
berpasir hitam, dipingir jalan tak jarang kita menemukan penduduk setempat
menjajakan ikan hasil tangkapannya…
Baru
30 menit kami berjalan, hujan turun rintik-rintik, pak Arman memutuskan untuk
tetap berjalan, walaupun semakin lama intensitas hujan semakin deras, akhirnya
dia mengalah, kami berteduh di teras rumah warga, sebenarnya kami sudah berada
dekat dengan Benteng Tahula yang
berada dibukit, tapi warga tidak menyarankan untuk menaikinya dengan kendaraan
motor, karena jalanannya licin dan curam. Terpaksa hanya photo dari kejauhan
yang bisa aku lakukan… Hujan sudah mulai redah, perjalanan kami lanjutkan untuk
melihat masjid kedaton Tidore, tapi
lagi-lagi hujan deras menghadang kami, akhirnya tak sempat aku abadikan masjid
tersebut, walaupun sudah kami lintasi.
Pak
Arman sudah kelihatan mengigil kedinginan, bajunya sudah basah kuyup, dia
bilang dia harus cari warung kopi untuk menghangatkan tubuhnya…wah sibapak dari
kemarin ngak puasa terus (tapi dirumah ia mengaku puasa, he..he..dasar
laki-laki) agak sulit mencari warung kopi yang mau melayani di bulan puasa ini,
akhirnya tidak jauh dari pasar
Sarimalaha, Kota Tidore kami mendapati warung kopi yang juga menjual
gorengan, dari logat dan wajah si penjual sepertinya dia bukan orang lokal, dan
benar pelayan warung tersebut orang Jawa.
Selepas
minum segelas kopi dan sebatang rokok, pak Arman terlihat tidak mengigil lagi,
perjalanan mengitari pulau Tidore kami lanjutkan, tak ada yang menarik dan
berbeda dari desa-desa yang kami lalui sebelumnya, hanya rumah-rumah sederhana
dengan latar bukit-bukit hijau yang ditanami pohon Pala, Cengkeh dan Kelapa. Akhirnya
jam 16.00 kami sampai kembali ke dermaga Rum Tidore, untuk kembali ke Ternate.
Hujan rintik-rintik masih terus berlanjut, sweater yang aku gunakan sudah
lembab dan bau, ingin segera mandi dan tidur.
Tiba
di Pulau Ternate, hujan sudah reda tapi genangan air masih nampak disana-sini,
pakaian pak Arman sudah kering di badan, sebelum sampai ke hotel, aku minta pak
Arman mengantarkanku dulu ke toko yang menjual oleh-oleh makanan khas Ternate.
Ia menyanggupi dan membawaku ke Jalan
Nukila, yang banyak terdapat toko-toko makanan khas Ternate, disalah satu
toko aku sempatkan membeli Biskuit,
Bagea, Makron Sagu, Makron, Garampati (abon ikan cakalang).
Kembali
ke hotel, aku langsung mandi dan beristirahat, karena hujan seharian mukaku tak
perih seperti kemarin yang terkena sinar matahari seharian. Mungkin karena
hujan, maka tidak ada lagi awan yang menutupi
gunung Gamalama, sehingga ia terlihat jelas dari kamarku…
Tak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, sebentar lagi waktu berbuka puasa,
tiba-tiba HPku berbunyi ibu Diah dari kemenpar menanyakan dimana posisiku, dan
mengajak untu berbuka bersama di daerah pantai
Swearing. Naik ojek dari hotel hanya
dalam hitungan menit, aku sudah sampai disalah satu warung makan yang
menyajikan makanan khas Ternate… tak lama azan magrib berkumandang.
Alhamdulillah, minuman Guraka
(Seperti wedang Jahe+serutan Kenari) hangat menjadi minuman pembuka puasa,
hidangan lainnya adalah pisang tanduk
goreng dan pisang bebek (seperti
kripik pisang) yang disajikan dengan ikan teri dan sambal….perpaduan yang unik.
Tiba dengan menu utama, nasi, tumis kangkung dan Ikan rica-rica..yummy.
Sehabis
berbuka dan kembali ke hotel aku langsung tertidur, jam 02.00 aku terbangun,
mata sulit untuk dipejamkan lagi… perut bersuara minta diisi, waduh
hidangan sahur dari hotel masih lama,
coba aku keluar hotel..sepiii, tapi lalu-lalang motor banyak menuju pantai,
siapa tahu disana masih banyak aktifitas orang berjualan makanan… betul
dugaanku, ternyata masih ada warung ikang bakar yang masih buka…asik masih bisa
menikmati ikan bakar khas Ternate…Tak banyak sisa ikan yang masih dapat aku
pilih, tapi karena aku makan sendiri aku pilih sepotong ikan yang cukup untuk
makan sendirian. Walaupun sudah jam 02.30 masih banyak orang yang datang untuk
membeli ikan bakar, baik yang dimakan ditempat maupun yang dibawa pulang untuk
lauk sahur. Kenyang makan ikan bakar Rica-rica, aku kembali ke hotel sambil
melewati Port Oranje…yang dekat
sekali dengan hotelku, dari halaman port
oranje terlihat hotel Muara..
Pagi-pagi,
Ibu Tika sudah mengingatkanku kalau kami harus check out dari kamar jam 06.30,
karena pesawat kami akan berangkat pukul 07.45, Selesai sudah kegiatan
pengabdian ke negara yang diselingi dengan explore keindahan Indonesia….semoga
akan ada perjalanan ke Timur Indonesia lagi, amin
Masuk
Pelabuhan Ternate & Tidore 2K
Kapal
Kayu bawa motor Ternate -Tidore PP 50K
Bensin
keliling Tidore 16K
Oleh-oleh
(Biskuit 32.5K, Bagea 40K, Makron
Sagu
24K, Makron 24K, Garampati 50K) 169K
Ojek 4jam 100K
Ojek
ke Hypermart 5K
Makron
Kenari , Air Mineral, Jus Kacang Hijau 36K
Makan
Ikan Bakar 30K
Belajar atau kuliah online psikologi di Universitas Psikologi . Semoga bermanfaat.
BalasHapus