Place Plumareau - Tours |
Setelah
melihat Pont Wilson, di depan tampak bangunan Amphi Universite Francois Rebelais,
satu-satunya universitas negeri di kota Tour. Universitas yang didirikan tahun
1969 ini memiliki 22.000an mahasiswa
yang belajar di 10 fakultas yang dimilikinya, seperti; UFR d’arts et de
sciences humaines,UFR de droit,
d’économie et des sciences sociales,UFR d’études supérieurs de la
Renaissance, Institut universitaire de technologie de Tours,
Institut universitaire de technologie de Blois, UFR de médecine, UFR de
sciences et techniques, UFR de sciences pharmaceutiques, UFR de lettres et
langues, École polytechnique de l’université de Tours.
Jadi jangan heran kalau 20% dari penduduk Tours, adalah pelajar.[1]
Place Plamereau & Basilique St.Martin
Berdasarkan
info yang aku baca dari internet bahwa di Tours juga memiliki rumah-rumah tua
dari zaman renaissance (abad 14-15) yang dikenal dengan ‘’Place Plamereau’’.
Tak jauh beda dengan ‘’Place des Lices’’
di Rennes (baca : RENNES ibukota Brittagne, France), tempat ini dikelilingi oleh bangunan
bangunan-bangunan tua yang berasal dari abad ke 16 dengan arsitektur Medieval
dengan kayu sebagai tulang bangunanya dan juga menjadi pusat berkumpulnya kaum
muda-mudi di kota Tours,
Place Plamereau -Tours |
Masih juga
disekitar Place Plamerau, yang dikenal sebagai ‘’old town’’ kota Tours, aku
juga sempat mengambil beberapa gambar Basilique St.Martin sebuah basilique Romawi, yang hancur selama Revolusi, dibangun kembali antara 1886 -
1924 dengan gaya neo-Bizantium oleh arsitek Victor Laloux
dan Pierre Fritel. Sedang dekorasi
dalamnya dilukis
oleh Adrien Lavieille, putra dari Eugene Lavieille[2]
Basilique St.Martin |
Thomas Guillemin, menelpon lagi, menanyakan
kapan aku ingin dijemput olehnya, aku minta waktu sampai jam 15.00, karena
rasanya belum puas aku mengililingi kota Tours, Selesai berkeliling seluruh kota
tua, termasuk mengunjungi seluruh toko-toko unik yang berada disekitarnya. Aku
kembali lagi kearah Place Jean Jaures, tapi kali ini yang membuatku tertarik
adalah penampilan pengamen (para mahasiswa/i) di Rue Nationale yang memainkan
berbagai alat musik tiup (Flute, Trombone,Trompet) yang sangat menghibur,
ditambah lagi dengan gaya mereka yang lucu. Tak heran banyak sekali
penontonnya…
Para Pengamen (mahasiswa lho...) |
Tak sadar waktu sudah 14.30, segera aku menuju La Gare untuk bertemu
Thomas. Laki-laki yang sama tingginya denganku, sangat ramah sekali, tak
salah jika di Couchsurfing ia banyak sekali mendapat avis positif. apalagi ia
fasih berbahasa 3 bahasa (Perancis, Spayol dan Inggris) membuatnya mudah
bergaul dengan siapa saja. Penampilan Thomas sangat unik apalagi ia selalu
mengunnakan “Long Board” (semacam Skater).
‘’You want Free Souvenir ?’’ Thomas menawarkan
untuk melihat pameran photo Michel Francois yang diadakan di Centre de Creation Comptemporaine – Tours[3].
Dimana kami bisa mengambil salah satu reproduksi photo dari pameran tersebut.
Menarik sekali menyaksikan photo-photo comtemporer yang dipajang, tapi ada yang
sangat menarik perhatianku, sebuah photo dengan judul ‘’Femme au Journal 1999’’, yang berisi
perempuan berkerudung yang menutupi mukanya dengan koran..hebatnya koran
tersebut adalah Koran KOMPAS….berarti photo itu diambil di Indonesia!!!!!!
(sekarang gambar itu terpampang besar
menghiasi studioku)
Femme au Journal 1999 |
Sebelum ke rumah Thomas, kami masih sempat mengunjungi Musee Beau-Arts,
Theathre du Tours, dan Les Murs des Amoreaux (Dinding Cinta). Kata thomas disini
banyak para muda-mudi datang untuk memanjatkan do’a agar hubungan (cinta)
mereka abadi….gombal!!
Les Murs des Amoreaux |
Dalam perjalanan pulang ke rumah, kami banyak
berbagi pengalaman dan hobby kami, ternyata Thomas sangat menyukai makanan
Asia, selain itu juga ia hobby masak, klop….aku tawarkan untuk memasak masakan
Indonesia di rumahnya..dan dia sangat senang sekali.
Sesampai dirumah, Thomas segera menunjukkan
tempat tidurku, dan ia menunjukkan koleksi bumbu-bumbu yang ia miliki….hebat!!! ia punya semua bumbu (herbs & Spices) mulai dari Jahe, Lada, Pala, Cengkeh,
bahkan Kemiri…. sehingga aku tidak kerepotan untuk menetukan masakan apa yang
akan aku buat besok.
Les Voluer
de Swing
Les Voluer
de Swing
Malam ini kami akan menyaksikan konser Les Voluer
de Swing, (grup musik Perancis yang
membawa aliran jazz, gipsi, hiphop) tapi sebelumnya
kami pergi ke Casino Supermarket dulu untuk membeli beberapa bahan makanan yang
akan aku masak besok.
Aku dikenalkan dengan Natalie (co-locatiere),
Sonya dan David.yang juga akan menyaksikan konser. Jam 20.00 kami berangkat ke tempat
pertujukan, dengan mengendarai sedan Renault biru milik Natalie. Saat tiba di
gedung pertunjukkan, sudah banyak pengunjung yang datang dari berbagai umur,
mulai dari remaja, dewasa hingga orang tua.
Les Voluer de Swing |
Tepat jam 21.00 Show dimulai, awalnya aku tak
mengerti jenis musik yang mereka mainkan, tapi setelah 2 lagu, aku sudah bisa
mulai menikmati walau terus terang, sedikit sekali kosakata dari lyric mereka, yang
kumengerti…tapi gaya dan cara bicara mereka sangat menghibur…sehingga penonton
ikut tertawa dan bernyanyi bersama.
Show berakhir jam 24.00, udara di luar
grhgrrrrrrrrr dingin sekali, saat mobil Natalie dinyalakan, kulihat penunjuk temperature
menunjukkan angka -3°C, bisa mati beku……..
Teman-teman Thomas |
Bangun pagi (tepatnya menjelang siang…jam 10)…aku
mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan aku masak… ‘’Sop Ayam dan Bakwan Sayur’’,
menjadi menu makan siang hari ini, tak lama Thomas bangun, ia sangat tertarik
untuk belajar masakan Indonesia, sibuk ia membantu menyiapkan bumbu-bumbu…
Tepat jam 12.00 makanan siap.. Alhamdulillah Thomas
dan teman-teman nya sangat menyukai makanan yang kubuat… khususnya “Galette des
Legumes” sebutan mereka untuk ‘’Bakwan’’ ha..ha..ha…
Jam 15.00 aku berpamitan. Thomas mengantarku ke
La Gare, tak lama menunggu, mobil Ford Fiesta hitam milik Camillie G (covoiture)
menjemputku untuk kembali ke Angers. Sungguh pengalaman yang mengesankan…..Thanks
Covoiturage.fr dan Couchsurfing.org