|
Manneken Pis - Bruxelles |
Cerita
bersambung ini adalah pengalaman selama perjalanan 4 hari dari
Angers(FR)-Paris(FR)-Bruxelles(BE)-Rotterdam (NL) dalam rangka mengikuti
seminar International di Universite Libre de Bruxelles, kesempatan dua
hari digunakan untuk mengunjungi kota Bruxelles dan Rotterdam
Angers, Juni 22, 2012. Ranselku
sudah kusiapkan dari semalam, walaupun aku yakin akan dapat penginapan yang
layak, namun tetap saja kumasukkan Sleeping
Bag kedalam ransel. Jaga-jaga untuk keadaan
yang terburuk jika tak dapat penginapan.
Kuperiksa kembali tiket TGV (Perancis: Train
à Grande Vitesse, artinya Kereta dengan kecepatan tinggi)
yang kemarin kuperoleh dari kampus, schedule jam 10.53. Berarti aku masih punya
waktu untuk sarapan sekaligus mempersiapkan bekal makan siang. Mie Instant, lengkap dengan udang+sayur menjadi
menu “sehat’’ sarapan ku. Sedang 2 potong sandwich telur+cheese, sudah
kubungkus sebagai menu makan siang.
09.00 aku sudah berada dalam
TRAM menuju La
Gare (Stasiun kereta) St.Laud Angers.
Sesuai dengan tiket yang kudapat dari ESTHUA, rutenya agak panjang. Pertama
dengan
TER (
Transport Express Regional artinya kereta regional) no.60126 aku
harus ke kota TOURS dulu, kemudian berganti TGV no.8322 ke La Gare
Paris-Montpartnasse, lanjut dengan
METRO no.4 ke La Gare Paris-Nord, baru dari sana
menggunakan
THALYS (TGV antar Perancis - Belgia) no.9357 hingga di La
Gare du Midi Bruxelles.
|
trainweb.org |
Total lama perjalanan
Angers-Paris-Bruxelles sebenarnya hanya 4 jam, tapi karena pindah-pindah
kereta, kuperkirakan akan menempuh 6 hingga7 jam.
Jam 09.30, aku sudah tiba di la
Gare St.Laud Angers, tapi tak nampak informasi TER tujuan kota TOURS di layar
LCD jadwal keberangakatan, tiba-tiba muncul pengmuman bahwa TER no.. akan
terlambat ±
45 menit, karena ada masalah tehnis. O la la…. aku pasti akan ketinggalan
kereta TGV Tours-Paris yang akan berangkat pukul 12.38. Kucoba menelpone Sylvine (Pembimbing tehnis
Desertasiku, sekaligus partner penelitianku), tapi tak dijawab, dengan penuh
cemas aku menuju ruang informasi untuk menanyakan bagaimana dengan nasib tiketku
nanti. Dengan tenang petugas memeriksa tiket TGV-ku, kemudian ia langsung
memintaku untuk berangkat dengan TGV no.8820 Tujuan Paris-Montpartnasse Direct,
3 menit lagi!!. Oh ternyata ini berkah buatku, tak perlu pindah-pindah kereta,
walaupun tanpa tempat duduk, namun sekali lagi tuhan berbaik hati kepadaku,
saat di voiture (gerbong) ternyata
masih ada kursi cadangan. Duduk juga akhirnya aku…..Alhamdulillah
Karena TGV ini “direct”, dengan tujuan akhir hanya
Paris-Montpatnasse, maka cukup dengan 2 jam aku sudah tiba di Paris. Dalam
perjalanan tadi Sylvine sempat menghubungiku untuk menunggunya di
Paris-Montpatnasse sebelum ke Paris-Nord. Selang 30 menit Sylvine sudah muncul.
Di Paris-Nord, kami masih sempat menikmati secangkir coffee. Selama
perjalanan Paris-Bruxelles, kami banyak bertukar pikiran/berdiskusi tentang
rencana presentasi kami besok di ULB (Université Libre de Bruxelles). Sylvine menjelaskan
beberapa hal yang aku belum mengerti dari paper kami.
|
Universite Libre de Bruxelles |
Jam 16.45 Kami tiba di Gare du Midi-Bruxelles, Station ini cukup besar dan
menjadi pusat pertemuan moda trasportasi mulai dari Bus, Tram, Train bahkan
Taxi. Di dalamnya juga nampak berbagai toko. Sylvine menunjukkan alamat Hôtel de France,
tempat kami akan menginap malam ini, tak terlalu sulit menemukannya karena
terletak di jalan besar tak jauh dari Gare du Midi. Selesai check in,
Sylvine memintaku untuk bertemu lagi pukul 19.00, sekaligus makan malam.
|
Parkiran sepeda sewa di Ave. Stalingard |
Setelah meletakkan ransel di
kamar, bergegas aku menuju pusat kota, yang menurut petugas Front Office tak
terlalu jauh. Berbekal peta dari hotel kususuri
Avenue Stalingard laan- Zuistraad du midi, aku baru sadar kalau
daerah ini dihuni sebagian besar oleh umat muslim yang berasal dari
MAGHREB (Negara-negara
di Afrika Utara, seperti: Mesir,Tunisia, Maroko, Aljazair) karena sepanjang
jalan banyak kujumpai toko-toko bernuansa Timur Tengah, begitu juga orang yang
berlalu lalang berbicara dengan bahasa arab.
|
"Nonton" anak kecil pipis - Manneken Pis |
Kuikuti papan petunjuk arah ke “
Manneken Pis’’ yang
menjadi icon–nya kota Bruxelles bahkan negara Belgia, Viola…akhirnya aku tiba
di perempatan
Rue
de l'Etuve 46, jalan kecil yang ramai sekali. Oh ternyata inilah
lokasi patung anak kecil yang
pipis
itu. Bayangan akan patung sebesar anak kecil, Buyarrr!!!, ternyata ukuran
patungnya tak lebih besar dari patung boneka bayi..ha..ha..ha.. Tapi anehnya
penuh sesak dengan orang yang ingin melihatnya, bahkan berphoto didepannya,
ckckck.
|
Toko-toko souvenir yang padat pengunjung |
Dikiri-kananya berjejer toko–toko
yang menjual berbagai souvenir dan juga
waffel khas Brussel. Kusempatkan membeli
beberapa postcard dan patung kecil
manneken
pis sebagai souvenir. Berjalan kerah utara tak jauh dari patung manneken
pis tadi, aku berada
Grand Place-Grote Market Wow luar biasa,
bagus sekali ornamen banguna-bangunan yang mengelilingi
The Brussels Town Hal mulai dari
The Maison du Roi, hingga
Guildhalls
Upps, sudah jam 18.30 aku harus
kembali ke hotel, kuambil
steenstrat/rue
des pierres, jalan lain yang memutar untuk kembali menuju hotel tempatku menginap,
dikiri-kanan kulihat banyak sekali Pub/Bar dengan hiasan bendera warna-warni
(rainbow flag). Namun ada yang aneh karena sepanjang jalan tak kulihat satupun
perempuan. Ya ampun ternyata ini distric GAY!!!!, ya Belgia memang menjadi
salah satu tujuan utama wisatawan gay,
bahkan secara resmi dalam website pariwisatanya
www.belgiumtheplaceto.be, ditawarkan wisata
jenis ini.
|
District "Rainbow" |
Kupercepat langkahku, 10 menit
sebelum pukul 19.00 aku sudah sampai dikamarku. Mandi super kilat dan berganti
pakaian, Jam 19.00 aku sudah siap di lobby hotel. Tak lama Sylvine muncul
dengan materi presentasi kami. Tawaran Sylvine untuk berdiskusi sambil
menikmati makan malam langsung ku-iya-kan.
Malam ini kami menikmati menu seafood a’la Maroko. Tak lama kami sudah kembali
ke hotel karena besok kami harus bangun pagi-pagi.