|
anggita-cinditya.blogspot.com |
Selasa, 23 September 2011, jam 12.30 setelah hampir 18 jam perjalanan
yang melelahkan, dan perasaan “Jet leg”, akhirnya saya menginjakkan kaki di
negeri eropa, di Negara yang katanya menjadi ikon/kiblatnya pariwisata
dunia…inilah dia Negara Perancis. Negara yang identik dengan wine, keju,
Parfum, makanan yang lezat serta berbagai peninggalan kuno seperti 1001 kastil,
maupun gereja-geraja dan bangunan kuno lainnya.
Begitu selesai semua urusan di Bandara Charles de Gaule, urusanku saat
ini adalah mencari tiket kereta yang langsung ke Angers. Astaga hampir semua
petunjuk dalam bahasa Perancis, Untungnya petunjuk arah SNCF (Société Nationale des Chemins de fer français; "National Corporation of French Railways") terpampang besar
dan jelas, sehingga dengan mudah aku menemukan station kereta di Terminal 2D
Charles de Gaule. Masuk ke loket SNCF dengan bahasa perancis yang terbata-bata
(bermodal bahasa perancis yang didapat selama 3 bulan di CCF jakarta)
kupaksakan untuk mencari tahu akhirnya
tiket TGV (French: Train à Grande Vitesse, Kereta Cepat) jam 15.45 ke ANGERS aku dapatkan tapi aku harus transit di LE MANS.
|
en.wikipedia.org |
Aku diarahkan untuk turun lagi ke voie (jalur) 4, terus terang aku ngak
terlalu paham petunjuk yang dijelaskan oleh petugas SNCF. Apalagi ia berbicara
cepat sekali. Di Voie 4 sepi sekali orang…..beberapa saat datang TGV, Agak aneh
memang, aku langsung menghampiri orang-orang yang akan naik ke TGV tersebut,
karena bahasaku “dablek” trus kutanya pakai bahasa Inggris sekenanya “Is it go
to Le Mans?” mereka (antara ngerti ngak ngerti) menjawab “Oui…” Langsung
kuangkat 2 tas ku yang “segede gaban” ke TGV. Begitu diatas TGV aku feellingku
merasa ada yang salah….ternyata benar, begitu kulihat monitor diatas… Tujuannya
bukan ke Le Mans atau NANTES….tetapi ke LILLE- STRASBORG (Berarti aku ke Utara
Prancis…Bukan ke Barat/Nantes) oh lala…
Tiba di PARIS NORD jam 18.00,
kembali aku harus berlari ke counter tiket karena menurut Sebastian ada
TGV yang langsung ke ANGERS jam 18.45, kupikir aku masih punya waktu 45 menit
untuk beristirahat sambil menunggu TGV ke ANGERS, Ternyata perkiraanku salah,
TGV yang kupikir berangkat langsung dari PARIS NORD ternyata ada di
MONTPARNASEE, yang jaraknya cukup lumayan, Petugas tiket menyarankanku untuk
mengambil TGV yang jam 20.00, karena khawatir aku tak bisa mengejar TGV jam
18.45, namun karena aku sudah janji
dengan Wina/Cedric bahwa aku akan tiba pukul 20.30, kupaksakan untuk berangkat
juga, ku kejar subway di line 4 yang menuju MONTPARNASEE ya ampun !!
ternyata ada 10 gare (station) subway yang harus kulewati untuk bisa sampai ke
MONTPARNASEE sedang waktuku tinggal 20 menit, berkali-kali kulihat arah panah
jam tanganku, jam 18.30 aku sampai di
MONTPARNASEE, kuikuti tanda arah ke station SCNF, mak…jauhnya, dengan 2 tas
besar yang harus terus ku geret….kasihan roda tas besar ku karena kupaksa
berlari, belum lagi ada 3 eskalator yang harus kunaiki, ohh.. tanganku gemetar
tak kuat untuk mengangkat beratnya tasku, tapi kupaksakan agar aku dapat
mengejar TGV 18.45 ke Angers. Di lantai 2 MONTPARNASEE gare ku lihat papan
petunjuk arah, ternyata TGV yang ke NANTES via ANGER ST-LAUD di Voie
3….Cepatttt waktuku tinggal 2 menit lagi. Hupp tepat 1 menit aku sudah didepan
TGV, langsung kunaikkan tas besarku ke Voiture (peron) terdepan.
Alhamdulliah…..Kuseka keringat jagung yang mengucur dari kening dan leherku….
|
Montparnasee |
Jam 20.30 tepat…. Matahari sudah lama menghilang….jet leg, lapar,
ngantuk bercampur jadi satu…Akhirnya tiba di
ANGER ST-LAUD, sambil menunggu Cendric, kusempatkan menelpon Mme (Madam/
Ibu) MC. BONNEAU (Co-Encadrant S-3 ku). Dia menyarankan untuk segera menuju ke A la Cite
Universitaire di Belle-beille…wah dimana itu. Untunglah tak berapa lama Cedric
datang, dia menerima permintaanku untuk melihat terlebih dulu asramaku,
setibanya di Belle-beille, kaget juga aku melihat kamar kecil berukuran 9m² yang akan menjadi tempat tinggalku selama 3
tahun…..terutama WC sekaligus shower yang berukuran 1/2m² (jadi mandi hanya bisa berdiri). Hampir mirip
dengan kabinku saat di kapal pesiar 7 tahun yang lalu…. Kuterima tawaran cedric
untuk menginap terlebih dulu 1-2 hari di Appartementnya.
Objek
Wisata di Angers
Hari pertama dan kedua, aku masih tinggal
di appartement Cedric/Wina, sambil beradaptasi dan melihat-lihat-kota Angers,
sebuah kota kecil yang menjadi ibu kota Maine et Loire terletak 300km barat
daya Paris. dengan penduduk sebanyak ± 157.000, dan sebanyak 283.000 hidup di
perkotaan. Penduduk local dikenal dengan sebutan “Angervin”
Kota
ini sangat terkenal sebagai penghasil buah-buahan seperti Apel dan juga Pear,
selain itu juga sebagai penghasil bunga potong segar. Ada banyak objek wisata
yang dapat dikunjungi di sekitar kota ini seperti;
Chateau d’Angers
Chateau yang sebenarnya sudah berdiri sejak
orang romawi mendiami daerah ini, karena letakknya yang strategis, Namun sejak Philip II menaklukkan
daerah ini maka dibangunlah chateau besar di bagian awal abad ke-13 oleh cucunya, Louis IX ("Saint Louis").
|
Chateau d'Angers |
Chateau d’Angers terlihat sangat kokoh dan megah, dengan luas 600 m (2.000 kaki), yang dikelilingi oleh tembok besar dan 17 menara besar yang masing-masing
tingginya 40m namun kemudiandipotong untuk penggunaan artileri, Tour du Moulin satu-satunya
menara dilestarikan ketinggian aslinya, dinding chateau meliputi 6,17 hektar (25.000 m²). Dua pasang menara disisi pintu masuk utama.
Dari depan
chateau kita dapat melihat dengan leluasa melihat bagian seberang sungai “La
Maine” termasuk bangunan-bangunan menarik seperti le Quai Forum des Art
Vivants, Eglise de la Trinite, Hingga Musee Jean Lurcatet. Dan tentunya Pont de
Verdum jembatan utama yang memisahkan dua bagian kota ini.
Katedral St.Maurice
Katedral yang
berada ditengah kota Angers dan hanya berjarak beberapa ratus meter dari Chateau
d’Angers, Gereja ini dibangun atas prakarsa pendeta Normand de Doué dan Guillaume de Beaumont, di tahun 1032.
|
Cathedral St.Maurice |
Gereja dengan
arsitektur gothique ini sangat mudah dikenali dari dua menaranya yang tinggi
(90,47m)menjulang,
mungkin menjadi bangunan tertinggi di kota Angers. Dan jauh ke bawah kita akan
melihat ‘’esplanade du port Ligny’’ sebuah taman air mancur yang indah berada
dipinggir sungai la Maine.
Maison d'Adam
|
Maison d'Adam |
Tepat di belakang katedral kita bisa
menjumpai The House of Adam, juga dikenal sebagai rumah dari Adam dan Hawa
dan Pohon Kehidupan, adalah
sebuah rumah setengah kayu, yang berada persimpangan dari jalan
Montault Place Sainte-Croix di jantung kota Angers,
Bangunan ini adalah kesaksian dari warisan arsitektur abad pertengahan masih ada saat ini, sejak dibangun sekitar tahun 1500. Kita juga
dapat menemui beberapa bagunan serupa di Rue de
l'Oisellerie.
Place Raillemment
|
Place Raillement |
La Place du Ralliement adalah sebuah tempat menjadi titik pertemuan (meeting point) bagi
hampir seluruh masyarakat Angers sehari-hari, sebuah lapangan besar yang
berlantai semen dan tepat didepannya berdiri megah Gedung Grand Theathre, yang
juga sering menjadi galerie d’exposition, Masih disekeliling La place du
Ralleiment, kita bisa menjumpai pertokoan terkenal dan terbesar di Angers yaitu
galleries Lafayette, serta beberapa perokoan lainnya seperti: Tati, Nature et Découvertes, Bata, Fnac Eveil & Jeux, Eram, dan
juga beberapa cafés dan restaurants
Kota
Tanpa Macet dan tanpa mengenal ‘’Jam Karet’’
Beda jauh dengan Jakarta, yang tiap hari
harus stress menghadapi kemacetan, dan polusi dari asap knalpot kendaraan umum
yang ugal-ugalan.
Dikota ini, lalu lintas sangat
teratur dan kendaraan sangat minim sekali mengeluarkan limbah timbal yang
berat, Selain itu orang lebih suka menggunakan transportasi umum, mulai dari
bus dan tram yang sangat nyaman dan terintegrasi, perusahaan Irigo yang
merupakan anak perusahaan keolis,
menjadi satu-satunya pengelola
transportasi di kota ini sangat mengutamakan keamanan dan kenyamanan penguna
jasanya.
|
Bersepeda |
Semua moda transportasi ini sangat terintegrasi, dan jadwal kedatangan dan
keberangkatannya terlihat di setiap halte bus/tram dan sangat ‘’on time’’. Kalaupun
meleset paling lama 2menit !!! tidak seperti di Indonesia yang bisa
meleset >1jam
Ada 13 jalur
bus yang melayani lalu lintas di dalam kota, dan 12 jalur yang menghubungkan
dengan daerah pingiran kota Angers, bus dan tram beroperasi mulai dari subuh
hingga tengah malam.Tiket sekali jalan harganya 1,40E, yang
berlaku untuk 1,5 jam, namun jika anda
menggunakan Karcis berlangganan anda cukup membayar 38E per bulan
dan bisa sepuasnya menggunakan semua moda trasportasi tersebut.
Yang sangat patut ditiru adalah
dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah kota Angers, untuk mengalakkan
transportasi bebas polusi, yaitu bersepeda. Hal ini dapat terlihat dari
fasilitas penyewaan sepeda yang ‘’Gratis’’ , Jadi jangan heran jika anda akan
melihat banyak sekali orang yang menggunakan
sepeda dijalanan, bukan itu saja, jalur khusus sepeda sangat teratur dan
rapih sekali sepanjang jalan-jalan utama di kota Angers.
|
Parkir Sepeda depan kampus |
Kota Mahasiswa dan Pelajar
Di kota Angers ada ±26.000 orang
mahasiswa/i yang sebagian berasal kota-kota
diluar Angers, mereka belajar di dua universitas besar, yaitu; Universitas Katolik, atau Université Catholique de L'Ouest (Universitas Katolik Barat, atau UCO) , dan Universite d”Angers, Selain itu juga memiliki beberapa sekolah
menengah atas (lycées).
Jadi jangan
heran kalau hari jum’at sore and melihat
begitu banyaknya mahasiswa yang berangkat ke kampus dengan membawa koper-koper besar, sehingga setelah selesai
kuliah mereka akan segera menuju Stasiun kereta, untuk berlibur atau pulang ke
kota-kota disekitarnya. Saya sempat menanyakan ke salah satu mahasiswa yang
membawa tas besar saat kembali dari kota asalnya..”Tas nya besar sekali, kan
liburnya hanya dua hari (Sabtu-Minggu)?” jawabannya sangat lumrah bagi
anak-anak kost, “isi tas ini adalah pakaian kotor yang akan dicuci dirumah
orang tua, dan kembali ke asrama sudah dengan pakaian bersih”
Pasar
Loak a’la Perancis
Hobbyku mengenal suatu tempat yang baru,
membuatku memiliki kegemaran keluar masuk pasar tradisional. Di Angers (± 300
km barat Perancis), pasar tradisional menjadi tempat yang menyenangkkan untuk
menghabiskan hari liburan Sabtu dan Minggu. Apalagi kebersihan dan warna warni
aneka barang jualan langsung menyergap mata dan mengundang rasa ingin tahu
kita. Inilah beberapa hasil kamera poketku tentang suasana pasar
yang letaknya berada dijantung kota Angers, Le
grand marché du CENTRE-VILLE (place Leclerc , place Imbach)
|
Pasar ikan |
Pasar-pasar disini
sangat terorganisir dan dikelompokkan dalam katagori barang yang di tawarkan
mulai dari kelompok sayur-mayur dan buah-buahan, kelompok pakaian dan textil,
kelompok daging, dairy (susu, keju,youghurt) dan ikan termasuk juga seafood. Dan yang paling
berkesan adalah kelompok barang bekas. Semua kios hanya beratapkan terpal biasa
atau bahkan tanpa atap. Pasar tradisional yang saya kunjungi setiap hari Sabtu
ini adalah pasar yang paling besar dari pasar-pasar tradisional lainnya
yang ada di Angers - Loire dept (setingkat kecamatan). Di sana, para pedagang
cukup menggelar dan mempertontonkan dagangannya di lapangan besar Place Lecrec
dan Place Imbach yang tepat berada di pusat Kota Angers..
Dipasar
tradisional ini, Jangan berharap dapat membeli jajanan pasar atau gorengan,yang
bisa makan sambil berbelanja layaknya di Pasar-pasar di Indonesia. Disini tidak
mengenal junk food, kalau pun ada fast food yaitu kebab, sisanya hanya
Banquette (roti pentung a’la Perancis) sandwich.
Selain
semua bahan pangan, seperti biasa, pasar tradisional juga menjadi tempat
berjualan benda-benda sandang, tetek bengek kesehatan tubuh dan kulit, dan tentu
saja perangkat kecantikan.
|
Belanja buku-buku bekas |
Dan
yang paling menarik bagi saya adalah mengunjungi bagian pasar yang menawarkan
barang-barang bekas, (jadi ingat pasar loak di Taman Puring –Jakarta) disini
dijual berbagai macam barang, mulai dari buku bekas, peralatan dapur bekas,
peralatan pertanian, pakaian, CD/DVD/Piringan Hitam, meja, kursi alat
elektronik sampai dengan barang-barang antik… Jadi jangan kaget kalau disini
barang bekas yang menjadi koleksi bisa harganya beragam mulai dari 1 euros hingga 500euros
Oh ya,
jangan marah jika menyaksikan gaya penjual Perancis yang galak dan cuek.
Prinsip mereka “Take or leave it”
Misalnya: saat, kita sedang asyik memilih dan menimang barang, ketika kita
bertanya harga, tiba-tiba si penjual sibuk berbicara dengan temannya, kita akan
di cuek-in, beda sekali dengan di pasar tradisional di Indonesia yang
penjualnya kekeh, bahkan
kadang-kadang dibubuhi bualan… saat menawarkan barang dagangannya.
Minggu – Senin, Toko-toko Tutup!!
|
Minggu Tutup lho... |
Agak aneh memang
terdengar, tapi memang itulah yang terjadi, tiap hari Minggu sebagian
besar (bahkan hampir semua toko)
diseluruh kota Angers, sangat berbeda dengan di Indonesia, dimana hari minggu
adalah hari yang ditunggu oleh para pemilik toko, karena hari minggu biasanya
jumlah pembeli semakin banyak. Begitupula dengan hari senin, hanya beberapa
toko saja yang buka, tapi untungnya toko-toko yang menjual makanan hanya tutup hari
Minggu saja.
Satu lagi jangan kaget kalau anda
akan ditolak mengunjungi toko atau Bank, saat jam makan tiba (jam 12.00) anda
akan diminta untuk menunggu sampai selesai waktu makan siang, jam 14.00 (lebih
lama 1 jam disbanding di Indonesia).