Sabtu, 17 Maret 2012

"Sleeping Beauty Castle" - Loire, Sungai 101 Kastil (Chateau) Part II


wdwparksgal.deviantart.com
Setelah menikmati wine khas kota Tours, malam itu aku dan bayu melanjutkan ngobrol di sebuah bar masih di kawasan Place Plumereau, hanya sekedar untuk menikmati beer ringan khas Perancis, bersama kami ikut Rose (Philiphine) dan Perry (China). Jam 12.00 malam kami putuskan untuk pulang, karena tour panjang akan kami jalani besok…perlu tidur nyenyak malam ini.
Setibanya di kamar Hostel, aku masih sempat ngobrol dengan Vasili, mahasiswa L3 yang berasal dari Rusia. Tak terasa kami ngobrol sampai tengah malam… ternyata wawasannya cukup luas juga, jauh dari stereotype negative  tentang orang Rusia, yang selama ini diciptakan oleh Amerika melalui product-product “Hollywood” nya.
Jam 06.00 pagi, Bagun tidur arrghhhh….cukup segar rasanya, apalagi malam tadi udara tidak terlalu dingin…Segera panggilan alam itu datang, segera aku menuju toilet umum, sekaligus kusiapkan peralatan mandiku. Jam 07.30 selesai mandi, kulihat pak Sabri dan Bayu juga telah siap untuk menikmati sarapan pagi….Selesai sarapan pagi, kami semua berkumpul di lobby hostel untuk melanjutkan kegiatan tour hari ini.

City Tour kota “Tours”
Cathedral St.Gatien
Pagi ini activitas tour dimulai dengan melakukan mengelilingi  tour kota “Tours”. Dimulai dari mengunjungi Château de Tours, Château yang bangunannya tak semegah château-château lainnya, karena yang tertinggal hanyalah ¼ dari bangunan aslinya, château ini di bangun di abad ke 11
Chateau de Tours mencerminkan hasil kerja arsitektur dari masa Carolingian. Pada tahun 886, Abbot Hugh mulai membangun bangunan sebagai tempat tinggal Baron pertama. Pada saat itu, itu sebagian besar terbuat dari kayu. Tidak sampai pertengahan abad kesebelas muncullah sebuah rumah batu besar dan kuat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Henri Galinié antara tahun 1974 - 1979, menunjukkan bahwa bagunan chateau ini merupakan hasil dari aneksasi Touraine, tahun 1044, dengan nama Mansion d’Anjou. Saat itu, dua menara bulat (menara Guise) di chateau ini  pernah dijadikan sebagai penjara bagi Jeune Duc (duke muda) di tahun 1591[1]
Cathedral St.Gatien
Selesai mengunjungi Chateu de Tours, perjalanan dilanjutkan mengunjungi Cathedral St.Gatien. Katedral pertama dari St.Maurice dibangun oleh Litorius (Lidoire), Uskup Tours dari 337-371 (sebelumnya St Martin). Namun terbakar di tahun 561, kemudian direstorasi oleh Gregorius de Tours dan mendedikasikan di tahun 590. Lokasinya, di sudut barat daya Castrum, yang menghadap ke arah timur, (konfigurasi yang sangat jarang ditemui).
Cathedral ini kemudian mengalami beberapa kali perombakan  pada kuartal kedua abad ke-12, dan terbakar kembali di tahun 1166,  saat perang antara Louis VII dari Perancis dan Henry II dari Inggris.

Bagunan cathedral yang ada sekarang ini menggantikan bangunan abad ke-13 bergaya Romawi. Tahap pertama pembangunan awal 1170 dimulai dari pembangunan dari transept selatan dan menara-menaranya. Mimbar dibangun kembali 1236-1279 oleh Etienne de Mortagne. Arsitek Simon du Mans mulai membangun kembali transept dan nave, Termasuk enam bentang, lorong dan kapel, pembangunan dilakukan selama abad ke-14   yang melanjutkan bangunan pertama dari katedral Romawi tua yang telah terlebih dulu memiliki dua rentang. Nave selesai diabad ke 15 oleh architect Jean Dammartin, Jean Papin dan Jean Durand, berkat dukungan King Charles VII dan Duke of Brittany Jean V.
Interior gaya Gothic
Sambil membangun cathedral ini, pembangunan menara pertama setinggi 87 m dilakukan pada tahun 1507 oleh Pierre de Valence, dan menara kedua dari tahun 1534 - 1547 oleh Peter Gadier.
Bangunan gereja yang pembangunnya membutuhkan waktu sangat panjang ini  akhirnya di tahun 1356, berubah nama menjadi cathedral St.Gatien. Cathedral ini menampilkan  pola yang kompleks dari berbagai kepercayaan Perancis dengan gaya arsitektur abad ke-13 hingga ke-15. Seperti, penopang menara dengan gaya roman, namun ornamennya  Gothic, dan puncak-puncak menara dengan gaya Renaissance (awal abad ke-16).[2]
Cukup lama berkunjung ke cathedral yang sangat megah ini, saat kunjungan pertamaku ke Tours yang lalu aku hanya menyaksikan nampak luarnya saja, kali ini bersama dengan teman-teman, kami mengunjungi seluruh bagian cathedtral termasuk kamar-kamar para cardinal dan melihat berbagai literature-literature yang ditulis pada abad ke 16. Puas berkeliling dan mengambil photo dari berbagai sudut bagunan, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jejak kota tua Tours, sampai ke arah timur (Basilique St.Martin)
Basilque St.Martin
Wuih capek juga mengikuti city tour ini,  Jam 12.00 kami dipersilakan untuk beristirahat sekaligus mencari makan siang. Kami ber-empat (aku, Bayu, Rosa dan Perry) memutuskan untuk mencari makanan yang berbau asia, dengan “Nasi” tentunya. Akhirnya kami menemukan restaurant Vietnam di dekan La Gare Tours, ehmmm enak juga makanannya, yang kurang cuma “porsinya” terlalu sedikit.. (bawaan lapar).

Château d’Azay-le-Rideau
Depan Chateau d'Azay-le Rideau
Jam 14.00 kami kembali berkumpul di depan Chateau de Tours untuk melanjutkan perjalanan menuju Château d’Azay-le-Rideau, 
Château d’Azay-le-Rideau ini dibangun pada tahun  1515 - 1527, salah satu Château pertama yang  beraliran Renaissance di  Perancis. Dibangun diatas pulau kecil pada aliran sungai Indre.
Chateau diatas Sungai Indre
Château dengan 5 lantai ini berdiri megah diatas kolam air yang dikelilingi taman hijau luas, jika dibandingkan dengan château-château lainnya, château ini termasuk  kecil yang ukuran namun detail dari bangunannya cukup cantik….bagus & romantic sekali untuk mereka yang sedang honneymoon ( yeah bebe we’ll be going there…..) Satu setengah jam rasanya rasanya tak cukup menikmati keindahan dari chaetau ini..

Chateau de Villandry
Wah sudah sore juga ya…jam 15.50, kami meninggalkan Chateau d’Azay-le-Rideau, untuk menuju salah satu kastil yang selama ini menjadi incaran banyak orang, termasuk diriku.  Kalau di Indonesia aku pernah melihat miniatur taman Perancis (dikota Bunga Nusantara-Cianjur) maka kali ini aku akan melihat « Master-piece » France Garden Sesungguhnya. Château de Villandry yang sangat terkenal akan keindahan Taman kebunnya hanya 15km barat kota Tours[3]. Château ini menjadi Château no 3 yang paling banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Perancis, setelah Château de Versaille dan Château de Chambord.
Menikmati pemandangan Taman Kebun Villandry
Chateau de Villandry sendiri selesai dibangun pada tahun 1536, oleh Jean le Breton, salah seorang menteri keuangan King François I. Le Breton juga merangkap duta besar untuk Italia, dimana ia menghabiskan banyak waktu untuk belajar tentang berkebun gaya Renaissance Italia. Setiap orang yang pernah  Florence akan segera mengenalinya bahwa sangat mempengaruhi tatanan Chateau de Villandry.
Le Breton merubah banyak kastil tua yang ia tinggali ini, dengan hanya meninggalkan menara tua yang masih seperti aslinya,  Di tanggal 4 Juli 1189, Paix des Colombiers ditanda tangani disini, dimana King Henry II dari  Inggris mengakui kemenangan  by King Philippe Auguste dari Perancis.
Yiipy senangnya
Villandry tetap menjadi milik keluarga Le Breton sampai 1754, setelah itu berpindah tangan ke Marquis de Castellane, seorang duta besar yang sangat berkuasa dari keluarga ningrat di  Provence. Dia menambah bangunan-bangunan indah lain diluar Chateau dan mendisain ulang  interior sehingga kenyamanannya sesuai dengan standard abad ke 18.

Villandry sempat dilupakan, namun ditahun 1906, Dr.Joachim Carvallo yang lahir di Spanyol (Kakek buyut dari pemilik sekarang). Menghabiskan banyak waktunya untuk merestorasi keindahan taman kebun Villandy yang pernah terkenal beberapa abad yang lalu, dialah sang arsitek dari taman kebun yang kita lihat sekarang, yang memadukan keindahan arsiteur bangunan Chateau dan Taman kebunnya dalam spirit  Renaissance.
Walaupun  potager penuh dengan symbol. Kebun sayur asli dari era medieval, yang ditanam langsung oleh para biarawan/wati untuk memenuhi kebutuhan dapur dan juga  bunga-bunga untuk keindahan altar di biara-biara sekitar chateau[4].
Untuk menikmati keindahan taman kebun ini kami harus naik ke pungung bukit yang letaknya disamping Chateau. Sangat kagum sekali aku melihat pemandangan taman kebun ini, (walaupun kami datang masih di akhir musim dingin, namun pohon-pohon dan bunga-bunga sudah mulai mengeluarkan putiknya) sangat detail dan simetris sekali. Taman kebun yang paling menarik adalah Taman cinta dengan 4 tema gambar:
  •  L'amour tendre symbolisé par des cœurs séparés de petites flammes.
  •  L'amour passionné avec des cœurs brisés par la passion, gravés dans un mouvement rappelant la danse.
  • L'amour volage avec 4 éventails dans les angles pour représenter la légèreté des sentiments.
  • L'amour tragique avec lames de poignards et glaives pour représenter la rivalité amoureuse.[5]
(Artinya ????? cari di google ya…ha..ha..)
L'amour Jardin
Satu lagi tempat yang wajib dikunjungi saat ke Perancis !!! lebih bagus kalau datang dimusim semi atau musim panas ‘’ it’s so wonderful and colourful’’  (kalau aku pikir tempat ini lebih romantis dibanding pacaran dibawah menara Eiffel.)
Sudah tak nampak Matahari, yang ada hanyalah sisa sinarnya yang masih cukup terang saat kami meninggalkan Château de Vilandry, untuk melanjutkan ke ‘’Sleeping Beauty Castle ‘’ Château d’Usse.

Château d’Usse.
Jika anda pengemar film-film Animasi produksi Hollywood atau yang pernah mengunjungi Disneyland Park pasti akan tahu bentuk dari Istana Cinderella, yang selalu diidam-idamkan para perempuan (begitu juga ke-2 Princessku (Aulia & Audy). Ya inilah The Sleeping Bauty Castle, sesungguhnya Château d’Usse. 
Chateau d'Usse

Château d'Usse terletak di daerah Rigny-Usse masih termasuk dalam département Indre-et-Loire, Perancis. Chateau ini terletek di tepi hutan Chinon menghadap Lembah Indre. Didirikan pada abad ke-11 oleh bangsawan Norman dari Usse, Gueldin de Saumur, Bagunan yang pada awalnya hanya dikelilingi benteng dengan pagar kayu di teras tinggi. Kemudian dibangun lebih megah dengan konstruksi batu oleh Comte de Blois.
Pada abad ke-15, reruntuhan Chateau d’Usse (Setelah perang) dibeli oleh Jean V de Bueil, seorang  Jenderal  pada masa King Charles VII yang menjadi bangsawan dari Usse di  tahun 1456 dan mulai membangun kembali chateau ini di tahun 1460s untuk putranya Antoine; Saat  Antoine de Bueil menikah dengan Jeanne de Valois, putri kandung King Charles VII dan Agnès Sorel, dengan  mahar 40000 ECU emas ditahun 1462. Antoine terlilit banyak hutang dan di tahun 1485, menjual château ini kepada Jacques d'Espinay, putra seorang bendahara Duke of Brittany; Espinay membangun sebuah kapel, yang diselesaikan oleh putranya, Charles pada tahun 1538, dimana gaya Gothic Flamboyant dicampur dengan motif Renaissance baru, dan kembali memulai proses pembangunan Chateau.
Sleeping Beauty Castle (Chateau d'Usse)
Pada abad ke-17, Louis I de Valentinay, pengawas keuangan rumah tangga kerajaan, merombak berbagai bangunan bagian  utara agar kelurga raja dapat menikmati pemandangan yang indah  Parterre dari atas teras, untuk mendisainnya ia memerintahkan André Le Notre. Seorang penulis terkenal kala itu, Charles Perrault yang sering mengunjungi Chateau ini kemudian menulis kisah  "Sleeping Beauty".
Pada 1807 Chateau d'Usse dibeli oleh duc de Duras, kemudian berpindah kebanyak pemilik hingga tahun 1885, Comtesse de la Rochejaquelein mewariskan  chateau d’Usse kepada  cucu-kemenakannya,  comte de Blacas. Hingga saat ini chateau  masih milik keturunan nya.
Karena terkenal dengan keindahan bentukknya,  Gambar chateau d’Usse pernah menjadi iklan/poster kereta api Perancis yang dikeluarkan oleh de Chemin de Fer à Paris Orléans pada tahun 1920an dan menjadi inspirasi Istana-istana cantik pada film-film produksi Walt Disney.[6]
Photo bersama depan ''Sleeping Beauty Castle"
Sayang waktu kami tiba disana waktu sudah menunjukkan pukul 18.15, jadi sudah tidak bisa masuk kedalam Chateau, namun tak jadi masalah teman-teman guide (dari L3 Travel Management ESTHUA) mengajak kami untuk menikmati keindahan sekaligus mengambil photo Chateau d’Usse dari seberang sungai Indre yang tepat berada depan Chateau sekaligus berphoto bersama (Narsis.com)…..Hanya 20 menit kami berada di ‘’Sleeping Beauty Castle’’ ini..
Lapar…Capek….Ngantuk…setelah sehari penuh berjalan, baru sekarang terasa….

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir - Chinon
Centrale Nuclear a Chinon
Dalam perjalanan pulang menuju Angers, kami sempat melewati salah satu PLTN  (Pembakit Listrik Tenaga ‘’NUKLIR’’) terbesar di Perancis, PLTN-Chinon yang hanya beberapa ratus meter dari pinggir sungai Loire. Besar sekali fasilitas reactor nuklir tersebut, dan sangat mudah dilihat karena tidak ada pagar penutup reactor tersebut dan berada di pinggir jalan utama atara Chinon-Saumur. Kalau tidak salah hitung ada 3 Bagunan Bulat Besar yang mengeluarkan air dari seluruh sisinya (sebagai pendingin reactor) seperti Patung Air mancur Raksasa. Asal tahu saja di Perancis menjadi pengkonsumsi tertinggi energy yang berasal dari  “Nuklir” (78,8%) didunia yang berasal  59 PLTN[7].
Tak terbayang jika kejadian yang menimpa Chernobyl-Rusia dan Fukusima-Jepang terjadi disini….(semoga tak akan pernah terjadi..Amin).
Jam 20.50 malam kami tiba di Angers, Lumayan banyak pengalaman yang didapat selama perjalanan 2 hari 1 Malam ini, Grand Merci pour nouvelle mes amis de L3 Loisir – ESTHUA de Saumur..


[1] http://www.evene.fr/culture/lieux/chateau-de-tours-2127.php
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Cathedrale_Saint-Gatien_de_Tours
[3] http://fr.wikipedia.org/wiki/Chateau_de_Villandry
[4] http://www.frenchgardening.com
[5] http://fr.wikipedia.org/wiki/Chateau_de_Villandry
[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Chateau_d’Usse
[7] http://fr.wikipedia.org/wiki/France

Jumat, 16 Maret 2012

Les Randonneurs du Stevenson: Retombées



www.chemin-stevenson.org

Combien sont-ils ?
Les différents protocoles de calcul utilises (éco-compteurs, relevés des nuitées chez les hébergeurs, campagne de comptages visuels, point d’ancrages) ont tous indique une fourchette de fréquentation comprise entre 5.000 et 7.500 randonneurs. Les indices les plus fiables proviennent des donnes des 5 éco-compteurs qui permettent d’affiner cette fourchette et d’obtenir un nombre compris entre 5.840 et 6.450 randonneurs, repartis au sien de 2.041 « groupes » de randonneurs.
Les flux mensuels de randonneurs sont assez constants de mai a septembre (chaque mois entre 16 et 22% du volume total) contre environ 5% pour le mois d’avril et seulement 0,5% pour le mois d’octobre.

Combien dépensent-ils ?
Le randonneur Stevenson dépense en moyenne 48,9€ par nuitée passée sur le territoire. Avec un séjour d’une durée moyenne de 9,6 nuitées, son passage sur le territoire génère un chiffre d’affaires de 467,7 € par personne. Les total des retombées générées par les randonneurs est donc de 2.872.000€.

Comment dépensent-ils ?
Retombées au sein des hébergements 97% des randonneurs ont eu recours a l’hébergement marchand pour une dépense totale cumulée de 2.028 000€. Tous postes de dépenses confondus (hébergement, restauration, petit-déjeuner, paniers repas, etc.)
Cette somme représente 55.840 nuitées marchandes. A noter que les 2/3 de ces nuitées sont réalisées dans le cadre d’une demi-pension.

Retombées au sein des restaurants
Hors formule liée a un hébergement, 68% des randonneurs on consomme au sein des restaurants. Ces consommateurs ont dépensé en moyenne 17,2€ par repas. Au total 9>962 repas ont été pris au restaurant pour une dépensé totale de 175.477€.

Retombées au sein des commerces
94% des randonneurs ont réalisé des dépenses au sien des commerces, pour en moyenne 66€ pas consommateur. Au total, ces dépenses s’élèvent a 382.000€. Elles se répartissent pour 180.000€ en achats courant (alimentation, presse, pharmacie notamment), 86.900€ en produit locaux (souvenirs, produit du terroir) et pour 11.000€ sur d’autres formes d’achat.

Retombées pour les cafés/bars
80% des randonneurs ont consomme au sein des cafés/bars situes sur par cours : le nombre moyen de consommations par consommateurs est d’un peu plus de 6, pour une défense moyenne de 3,5€ par consommation, pou un total de 30.401 boissons

Retombées pour les entreprises locales de transport
46% des randonneurs ont eu des frais de transport au cours de leur randonnée, dont 25% pour le seul transport des bagages. Ces dépenses représentent un total de 141.774€

Autres retombées
Les randonneurs réalisent 39.650€ des dépenses diverses auprès d’autres types de prestataires (prestataires de loisirs, agences, visites, etc.)

Ou dépensent-ils ?
35 tronçons de dépenses ont été cites par les randonneurs, signe d’une forte diffusion des retombées. Le tronçon qui capte le plus de dépensés et celui se terminant au Pont-de-Montvert (c’est-a-dire les dépenses réalisées le matin au départ, dans le journée sur le parcours et le soir au Pont-de-Montvert), avec des retombées cumulées de 242.200€. 12 autres tronçons bénéficient annuellement de plus de 100.000€ de retombées générées par le passage des randonneurs.

Selasa, 13 Maret 2012

Pengalaman Kuliah di Perancis (Asep Parantika): Loire, Sungai 101 Kastil (Chateau) Part I

Pengalaman Kuliah di Perancis (Asep Parantika): Loire, Sungai 101 Kastil (Chateau) Part I: http://www.cybevasion.fr Wuih.. lama sekali rasanya aku tidak menuliskan cerita harianku….mungkin karena kesibukan kuliah (yang sebetu...

Loire, Sungai 101 Kastil (Chateau) Part I


http://www.cybevasion.fr
Wuih.. lama sekali rasanya aku tidak menuliskan cerita harianku….mungkin karena kesibukan kuliah (yang sebetulnya tak perlu kuikuti) tapi yang pasti penyakit malas telah tiba…
Padahal banyak sekali kejadian yang aku anggap cukup berkesan selama 3 bulan terakhir, mulai dari jalan-jalan ke ‘’Kampung’’  Wine di Saumur, Nonton Bola Angers SFCO vs AS Monaco, dan yang terakhir jalan-jalan dengan anak-anak Management Travel-nya ESTHUA ke kastil-kastil (baca; Château) di sepanjang sungai LOIRE.
Biar hutang tulisannku tak bertambah banyak, aku mulai cicil dari yang paling akhir saja dulu…

Château of Loire

Hari Kamis siang madam Maria OVERLAET  (Dosen Sortie Pendagogie) telah membagikan selebaran pengumuman tentang perjalanan kami  untuk hari  Jum’at, 9 Maret 2012 dan Sabtu, 10 Maret 2012. Dikertas selebaran itu hanya menginformasikan tentang tempat dan jam berapa kami berkumpul (Pagi buanget….jam 06.00 sudah harus di Kampus St.Serge) dan barang-barang apa saja yang harus kami siapkan. Belum ada jadwal kegiatan selama 2 hari 1 malam perjalanan menyusuri  Chateau sepanjang Val de Loire.

Jum’at 09 Maret 2012
Dari semalam 3 alarm sudah ku set-up untuk berisik jam 03.30 pagi, karena aku harus menyiapkan bekal makan siang selama perjalanan kali ini,  sekaligus juga makan pagiku. Nasi goreng « Campur-campur » (dengan ikan teri, udang dan telur orek) menjadi sarapan pagiku… rencanaku untuk menyisakannya jadi bekal makan siang tidak cukup... (habis enak sih..nambah lagi-nambah lagi). Kuputuskan untuk membuat sandwich sebagai bekal makan siang. Mudah dan praktis !!!

Jam 05.00 Makan, Mandi dan Sholat shubuh sudah selesai semua, tinggal berangkat…mengejar tram ke 3 (05.45)..Yup..Di tram Station Verneau, teman-teman DDIP Udayana sudah siap semua…Gelap dan udara dingin masih menyelimuti  pagi ini. Tepat jam 06.00 kami sampai di kampus St. Serge, untuk menunggu jemputan bus yang akan membawa kami selama dua hari berkeliling menyusuri kota Tours dan Blois. Hampir separuh mahasiswa M2 International ikut kegiatan ini (China, Philipina, Rusia) begitu juga dengan anak-anak L3 International (China, USA, Jerman, Russia).
Tak lama bus jemputan datang, Coach (Bus Travel) warna putih dengan kapasitas sekitar 50 orang, fasilitasnya cukup nyaman apalagi untuk perjalanannya jauh. Patrick (salah seorang mahasiswa L3 Travel Management ESTHUA yang mengadakan kegiatan ini) mempersilakan kami naik ke mobil sambil membagikan itinerary dan memeriksa nama-nama kami. 
Perjalanan dimulai…tujuan pertama adalah kota Saumur yang jaraknya 45km ke arah selatan dari kota Angers.
Jam 06.50, kami tiba di Saumur untuk menjemput beberapa orang mahasiswa L3 Travel Management ESTHUA yang akan menjadi EO kegiatan ini. Mereka nampak bersahabat dan mengunakan bahasa Inggris dengan fasih. Kegiatan Tour ini merupakan salah satu bagian dari project akhir mereka dalam mata kuliah “Sortie Pendagogie” (Manajemen Perjalanan), Selama perjalanan mereka yang akan mengorganisir semua kegiatan kami,  mulai dari Guide, Transport, Meal dan Akomodasi. Perjalanan sesungguhnya dimulai…..

Chateau de Blois dan City Tour Blois
Secara bergantian anak-anak L3 Management Travel memperkenalkan diri sekaligus menerangkan tentang perjalanan yang akan kami ikuti. Tepat jam 09.30, tiba di kota Blois untuk mengunjungi “Chateau de Blois”  sebuah kastil yang berada di jantung kota Blois. Château de Blois adalah sebuah kastil yang memiliki panorama arsitektur Perancis dari Pertengahan  abad ke-17. Kastil yang berjaya di masa Louis XII, juga pernah menjadi tempat tinggal 7 raja dan 10 ratu Perancis. Di Chateau ini ornamen hiasannya sangat terasa dengan berbagai dekorasi polikrom megah dari masa Renaissance[1]
Tampak Depan Chateau de Blois
Mendengarkan penjelasan dari para guide muda (mahasiswa L3 ESTHUA) cukup membantu, untuk memahami dan membayangkan cerita dibalik kemegahan bangunan kastil ini.  1,5 jam waktu untuk menikmati seluruh bangunan yang ada di Château Blois ini, 
Tampak Dalam Chateau de Blois
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan ‘’City Tour’’ kota Blois. Kota yang masuk dalam department Loir et Cher ini berpenduduk ± 48.000an, pertama kali didirikan oleh Gregory of Tours di abad ke 6, dan menjadi kota penting bagi kerajaan Perancis sejak abad ke 9, Tahun 1429, Joan de Arc, menjadikan Blois sebagai basecamps untuk melawan Orleans. Di abad ke 16, Blois sering menjadi tempat peristirahatan Keluarga kerajaan. Blois juga menjadi tempat pertemuan penting dalam menyatukan Perancis saat di tahun 1588 saat Raja Hendri III, mengadakan pertemuan dengan seluruh pemimpin daerah  Perancis, tapi ditahun yang sama terjadi pembunuhan “Duke of Guise” Hendry dan saudaranya Louis, Uskup Agung dan Cardinal Reims, di dalam  Château, termasuk juga Ibu suri, Catherine de' Medici. 
Pilar Classic Chateau de Blois
Dari 1617 - 1619 Marie de' Medici, istri raja  Henri IV, diasingkan ke chateau ini, Saat itu chateau ini sudah menjadi milik Duke of Orléans, Gaston (yang tinggal disana hingga meninggal di tahun 1660) setelah diberikan oleh Raja  Louis XIII. Blois juga sempat dipimpin oleh Marie Louise, istri dari Napoleon I, di tahun 1814.
Selama perang dunia ke II, Blois dikuasai oleh Jerman 18 Juni 1940. Dan dibebaskan oleh tentara Amerika pada bulan   Agustus 1944. Setelah beberapa hari pengemboman oleh tentara sekutu.
Photo Bersama di pojok Chateau de Blois
L'Eglise St Vincent de Paul
Selama “City Tour” kami diajak mengunjungi beberapa bangunan tua, seperti Mediaval House (rumah bertulang kayu) yang menjadi cirri khas kota-kota tua di Val de Loire, dan juga beberapa gereja dengan arsitektur Gothic (Chatedral St Louis, L’eglise St.Nicolas, L’eglise St.Saturnin dan L’eglise St.Vincent de Paul)[2]. Capek berkeliling kota, kami diperkenankan untuk menikmati makan siang. Aku sendiri akhirnya memilih untuk membeli “Bouget Sandwich”  seharga 4,50 E, walau di dalam tas masih ada sandwich yang kusiapkan tadi pagi. Selesai makan siang, kami meneruskan perjalanan menuju ile d’Or  untuk melihat Chateau d’ Amboise. 

Chateau d’Amboise
Setelah menempuh perjalanan 20 menit dari kota Blois, kami tiba di kota kecil Ambroise, untuk melihat chateau yang identik dengan nama pelukis besar Itali,  Leonardo Da Vinci. 
Chateau d'Amboise dari seberang sungai Loire
Sebelum sampai ke Chateau d'Amboise, kami diajak untuk menikmati pemandangan chateau dari seberang sungai Loire, disana juga terdapat patung besar Leonardo Da Vinci
Patung Leonardo da Vinci
Chateau ini pada awalnya milik Louis d'Amboise, namun setelah dinyatakan bersalah karena bersekongkol menentang Louis XI dan  akan dieksekusi tahun 1431, Namun ia mendapat pengampunan raja Charles VII dengan catatan ia harus menyerahkan Chateau di Amboise. 4 September 1434  Chateau ini diperluas dan ditingkatkan dan diperindah, Sejak itu, château ini menjadi favorit raja-raja Perancis; Mulai tahun 1492 Charles VIII memutuskan untuk membangunnya kembali secara luas, pada awalnya dengan gaya Gothic Perancis akhir Flamboyant dengan mendatangkan dua ahli pahat Italia, Domenico da Cortona dan Fra Giocondo, yang memberikan sentuhan  motif Renaissance pada chateau ini, kemudian dilanjutkan oleh para arsitektur dari Perancis. Nama tiga pembangun Perancis yang diabadikan, mereka adalah: Colin Biart, Guillaume Senault dan Louis Armangeart.[3]

Makam Leonardo Da Vinci
Raja Francis I dibesarkan di Amboise, yang merupakan milik  ibunya, Louise dari Savoy, dan selama beberapa tahun pertama pemerintahannya château mencapai puncak kemuliaan. Leonardo da Vinci datang ke Château Amboise di Desember 1515 sebagai tamu Raja, tinggal dan bekerja di dekat Clos Luce, tia memiliki jalan khusus  ke château memalui jalan bawah tanah. Leonardo da Vinci berkerja disini hingga meninggal dan dimakamkan  di Kapel Saint-Hubert, berdampingan Château, yang telah dibangun pada 1491-1496. 
Kapel Saint-Hubert
Chateau d'Amboise
Cukup lama kami berkeliling chateau yang berada diatas bukit kecil ini, pemandangan kota Amboise nampak mulai  hijau dan berbunga (mulai terasa musim semi). Melihat makam Leonardo Da Vinci, (Seorang pelukis terkenal akan lukisan Monalisa –nya) cukup membanggakan. Galeri peralatan dan furniture yang ada dalam Chateau juga menambah megahnya Istana ini.

Jam 16.50, kami meninggalkan château d’Ambroise untuk melanjutkan perjalanan menuju Kota Tours. Sama halnya di Château de Blois di château ini juga tak lupa membeli souvenir kecil ‘’Magnetic’’ menambah koleksiku.

City Tour ‘’TOURS’’
Kota yang pernah aku kunjungi beberapa bulan yang lalu, masih menarik untuk dilihat, apalagi sekarang sudah mulai musim semi, banyak bunga dan pohon-pohon mulai hijau dan berbunga warna warni.

Mengelilingi jantung kota, melihat La Gare Tours, Hotel de Ville, Justice Place, le centre International Vinci..cukup mengingatkanku akan kebaikan Thomas Guillermo, sahabat couch-surfing ku.
Hotel De Ville Tours
Malam ini kami akan menginap di Youth Hostel Tours, Hostel yang memang diperuntukkan untuk pelajar dengan fasilitas yang sederhana dan tentunya dengan harga yang terjangkau pula… setiap kamar diisi oleh 3 orang, kali ini aku sekamar dengan Bayu (DDIP Udayana) dan Vasili (Mahasiswa Int’l dari Russia). Kami bertiga segera menuju kamar 117 yang berada diujung lantai 1, kamar kecil dengan 1 tempat tidur bertingkat dan 1 tempat tidur biasa. Hanya ada waktu 1,5 jam untuk merebahkan badan dan mandi (setelah 1 harian penuh berjalan mengelilingi chateau dan kota) karena kami akan makan malam di Restaurant Comme Autrefouee, sebuah restaurant yang berada di kawasan Place Plumereau, sebuah kawasan tua yang menjadi pusat berkumpulnya anak-anak muda kota Tours, disini kita akan temui berderet rumah makan dan bar yang menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman.

Jam 20.30, kami mulai menikmati makanan a’la Mediaval, diiringi dengan music tradisional yang mirip seperti musik Irlandia, yang menarik adalah kami disuguhi dengan red Wine dan White Wine khas Kota Tours… (lupa namanya…wkwkwk) yang cukup enak.


[1] http://www.chateaudeblois.fr/
[2] http://www.blois.fr/
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Chateau_d’Amboise